Surabaya, CNN Indonesia -- Kepolisian Republik Indonesia ikut dalam investigasi kecelakaan yang menimpa AirAsia QZ8501. Polri bekerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam melakukan penyelidikan.
“Tim sudah dibentuk. Ada dari PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil), Polri, KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), dan Kementerian Perhububungan,” kata Kapolri Jenderal Sutarman dalam konferensi pers di Crisis Centre QZ8501, Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (5/1).
Tim investigasi akan merunut seluruh kejadian, mulai sebelum pesawat lepas landas hingga jatuh di Selat Karimata. Kemungkinan pelanggaran oleh maskapai AirAsia juga akan ditelusuri. (Baca
Otoritas Penerbangan Singapura: Rute QZ8501 Sudah Berizin)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami telah koordinasi sama (Menteri Perhubungan) Pak Jonan untuk mendalami pelanggaran. Dari awal sebelum terbang hingga terjadi kecelakaan,” ujar Sutarman.
Untuk mempermudah penyelidikan soal penyebab kecelakaan, pencarian kotak hitam yang berisi rekaman percakapan antara pilot di kokpit pesawat dengan menara pemandu lalu-lintas udara atau air traffic controller (ATC) , terus dilakukan.
“Black box dicari secepatnya. Tapi kami tidak bisa pastikan berapa lama (bisa ketemu). Kami maksimalkan pencarian di bawah komando Basarnas,” kata Sutarman.
Bantah pemakaman masalSutarman juga membantah rumor yang menyebut bakal ada pemakaman massal bagi korban QZ8501 yang sulit diidentifikasi. “Tidak ada pemakaman massal,” kata dia.
Kapolri menegaskan sampai saat ini hampir 100 persen korban bisa diidentifikasi sehingga dapat langsung diserahkan kepada keluarga.
Polri yakin proses identifikasi tak akan terkendala menilik sumber daya yang mereka miliki, yakni dengan mengerahkan 260 tenaga ahli, termasuk tim identifikasi korban bencana atau
Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
(agk)