EVAKUASI AIRASIA

Menyisir, Tim Udara Beroperasi di Bawah 5 Ribu Kaki

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Senin, 05 Jan 2015 11:13 WIB
Penurunan ketinggian dilakukan untuk menyisir dugaan temuan di beberapa lokasi yang telah ditentukan.
Awak kapal memandangi awan gelap saat penyisiran pesawat AirAsia QZ8501 di Laut Jawa bersama Tim Basarnas dengan Kapal Negara SAR Purworejo, Sabtu (3/1). Proses pencarian korban dan badan pesawat terkendala cuaca buruk di perairan. (Antara Foto/Fanny Octavianus)
Pangkalan Bun, CNN Indonesia -- Memasuki hari ke-9, tim pencari dan evakuasi TNI Angkatan Udara mulai menurunkan ketinggian daya jelajah armada. Penurunan ketinggian dilakukan untuk menyisir dugaan temuan di beberapa lokasi yang telah ditentukan.

"Hari ini kami sudah dapatkan perintah operasi dari Basarnas, seluruh penerbangan akan berada di bawah 5 ribu feet," kata Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Iskandar, Pangkalan Bun, Letnan Kolonel Penerbang (Pnb) Johnson Simatupang, Senin pagi (5/1).

Di Area I, kata Johnson, akan disisir pesawat Boeing 737. "Kemungkinan mereka membawa Panglima TNI dan rombongan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara di Area II, pesawat Orion akan terbang di atas ketinggian 1.500 kaki. Area III diisi pesawat BE200 milik Rusia. Kedua pesawat itu direncanakan bakal landing di Lanud Iskandar. "Tapi belum pasti," kata Johnson.

Di area IV akan ada Seahawk Altitude dengan ketinggian terbang 500 kaki. Mereka terbang di sekitar kapal induknya, USS Sampson. Pesawat tambah akan datang dari Jakarta, yakni CN 296. "Mereka akan mengintai di antara Area I dan IV dengan altitude 2 ribu feet," ujar Johnson.

Dari segi cuaca, Kepala Stasiun Metereologi Iskandar, Pangkalan Bun, Lukman Soleh mengatakan, variasi hujan ringan dan lebat akan turun di lokasi pencarian. Kecepatan angin arus laut di sektor barat dan timur mencapai 20-40 m/s, dan ketinggian gelombang mencapai 2,5 meter

Kecepatan angin dari arah barat mencapai 20 knot. "Tapi tetap kami waspadai kalau di daerah itu ada awan kumulonimbus karena bisa menambah angin kencang dan ketinggian gelombang," ujar Lukman.

Sementara itu, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur telah melengkapi data ante mortem seluruh penumpang yang berada di dalam pesawat AirAsia QZ 8501. Data itu akan menjadi pembanding dengan data post mortem sejumlah penumpang yang ditemukan meninggal.

Untuk sampel DNA, tim medis baru mengumpulkan 146 sampel dari total 162 penumpang yang berada dalam manifes penerbangan. Terkait jumlah korban meninggal, Rumah Sakit Bhayangkara mengonfirmasi telah menerima total 34 jenazah hingga Ahad malam (4/1).

Dari jumlah tersebut, sembilan jenazah di antaranya sudah diserahkan kepada keluarga.

Pesawat AirAsia QZ 8501 hilang kontak tak lama setelah lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya, menuju Singapura, Ahad pagi, 28 Desember 2014. Sejumlah jenazah dan serpihan pesawat ditemukan dua hari kemudian, 30 Desember 2014. (rdk/obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER