Jakarta, CNN Indonesia -- Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Karier politik Ahmad Hanafi Rais dan Edhie Baskoro ‘Ibas’ Yudhoyono makin mentereng di 2015. Tahun lalu pada pemilu legislatif, Hanafi lolos ke Senayan dan kini memulai kiprah perdananya di Gedung DPR, sedangkan Ibas terpilih kembali sebagai anggota Dewan.
Putra Amien Rais dan Susilo Bambang Yudhoyono itu pun kini bertemu di Gedung DPR, meneruskan jejak ayah mereka di kancah politik nasional. Keduanya pun aktif terlibat dalam kepengurusan partai.
Hanafi kini disebut-sebut berpotensi menjadi Sekretaris Jenderal PAN, jabatan yang juga diemban Ibas di Demokrat. Sementara Ibas yang lebih dulu mendarat di panggung politik nasional, kini mendapat tugas ganda sebagai Ketua Fraksi Demokrat di DPR selain menjabat Sekjen Demokrat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski namanya mulai sering disebut, Hanafi merendah. “Kalau ada kader lain bisa menjadi sekjen, yang lain saja. Semua kader bisa kok,” kata dia. (Baca:
Hanafi Rais Tepis Bakal Ikuti Jejak Ibas Jadi Sekjen Partai)
Hanafi Rais lahir di Chicago, Amerika Serikat, 35 tahun lalu. Putra sulung Amien Rais itu menempuh pendidikan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Jurusan Hubungan Internasional Fisip UGM, dan meraih gelar Master di National University of Singapore.
Sama seperti ayahnya, Hanafi menekuni dunia akademik lebih dulu sebelum terjun ke politik. Hanafi tercatat pernah menjadi dosen di Universitas Gadjah Mada, Universitas Islam Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional, sampai Akademi Militer.
Hanafi pernah mencoba peruntungan di perpolitikan lokal dengan mencalonkan diri menjadi wali kota Yogyakarta, namun kalah. Kalah di Yogya, Hanafi langsung memasang target ke pusat. Ia pun lolos menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan DIY pada Pemilu Legislatif 2014. Hanafi bahkan mengantongi perolehan suara terbanyak di DIY.
Sementara Ibas Yudhoyono pertama kali terjun ke politik di 2009. Pada Pemilu Legislatif 2009, dia mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan VII Jawa Timur, dan lolos dengan perolehan suara tertinggi se-Indonesia.
Ibas yang setahun lebih muda dari Hanafi itu kemudian ditunjuk menjadi anggota Badan Anggaran DPR dan Komisi I DPR yang membidangi hubungan luar negeri, pertahanan keamanan, dan komunikasi informatika.
Pada Mei 2010, putra bungsu SBY itu ditunjuk Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum mendampinginya sebagai Sekjen Demokrat. Sebelum menjabat Sekjen, Ibas duduk di posisi Ketua Departemen Kaderisasi partai itu.
Ibas juga menjabat Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Promosi, Pariwisata, Seni Budaya, dan Olahraga. Sebelum menduduki berbagai jabatan itu, Ibas menempuh pendidikan di Curtin University, Australia dan Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura.
Di Curtin University, dia meraih gelar Bachelor of Finance and E-Commerce, sedangkan di NTU dia meraih gelar master di bidang Ekonomi Politik Internasional.
Kiprah para putra kerap di bawah bayang-bayang sang ayah. Di 2015 ini, keduanya akan memperlihatkan apakah anggapan tersebut benar atau tidak.
(agk)