EVAKUASI AIRASIA

JK Pastikan AirAsia Bantu Dana Evakuasi Penumpang QZ8501

Noor Aspasia Hasibuan | CNN Indonesia
Kamis, 08 Jan 2015 15:39 WIB
Tiga sumber pendanaan yang digunakan pemerintah untuk mengevakuasi penumpang pesawat QZ8501 adalah APBN, bantuan negara asing, dan kas perusahaan.
Petugas Basarnas melakukan evakuasi AirAsia. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memastikan PT Indonesia AirAsia turut membantu pendanaan untuk evakuasi dan pencarian penumpang kecelakaan pesawat QZ8501. Sehingga dalam mendukung kegiatan search and rescue (SAR) yang dilakukan Badan SAR Nasional (Basarnas), setidaknya ada tiga sumber pendanaan yang digunakan yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dana bantuan luar negeri, dan dari maskapai itu sendiri.

Menurut JK, tidak mungkin pemerintah menanggung seluruh biaya SAR terkait kecelakaan yang menimpa pesawat AirAsia. "Ditanggung yang menjadi bagian pekerjaan pemerintah. Tetapi, ada juga yang ditanggung AirAsia," kata JK, Kamis (8/1).

Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan dana pemerintah yang dimaksud JK adalah dana APBN yang telah dialokasikan sebagai dana operasional Basarnas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tugas negara itu melakukan rescue, jadi saya rasa anggaran saat ini masih bersumber dari Basarnas,” ujar Sofyan.

Selain menggunakan alokasi dana yang ada di Basarnas dan AirAsia, Sofyan menyebutkan beberapa negara turut membantu dana pencarian para penumpang nahas tersebut.

“Setidaknya ada 16 negara yang turut serta membantu diantaranya Amerika Serikat, Rusia, Korea Selatan, dan Singapura,” katanya.

Sebelumnya Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan lembaganya memiliki anggaran Rp 900 miliar untuk melakukan operasi penyelamatan dalam satu tahun. Sehingga, dana yang dikeluarkan untuk pencarian pesawat AirAsia ini juga diambil dari dana tahunan tersebut.

Soelistyo menyebutkan pencarian dan evakuasi penumpang AirAsia memerlukan anggaran yang cukup besar seperti untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) kapal dan pesawat pencari, penyediaan fasilitas alat angkut jenazah, hingga pengangkutan black box atau kotak hitam pesawat yang membutuhkan teknologi khusus.

Sebagai catatan, pencarian dan pengangkatan kotak hitam pesawat milik maskapai Adam Air yang jatuh pada Agustus 2007 lalu memakan biaya lebih dari Rp 27 miliar. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER