Jakarta, CNN Indonesia -- Badan SAR Nasional (Basarnas) menegaskan akan terus mencari dan mengevakuasi korban AirAsia QZ8501. Bahkan, pencarian dan evakuasi korban akan tetap dilakukan meski kotak hitam telah ditemukan.
Karena itu mulai besok, kapal laut yang tak punya teknologi deteksi benda bawah laut akan diprioritaskan mencari korban di sektor II dan III.
"Semua kapal yang tidak memiliki kemampuan untuk mencari objek di bawah laut akan segera bergeser ke sektor II dan III operasi," kata Kepala Basarnas FH Bambang Soelistyo di Kantor Basarnas, Jakarta, Kamis (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini 31 unit armada laut yang dikerahkan untuk mencari korban dan kotak hitam pesawat. Hanya empat kapal yang diberi tugas khusus mencari kotak hitam. Keempatnya adalah Kapal MGS GeoSurvey, Crest Onyx, Kapal Baruna Jaya I, dan KN Jadayat yang diisi tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Selain armada laut, terdapat pula 16 armada udara yang masih melakukan operasi di atas langit perairan Selat Karimata. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari total helikopter dan pesawat yang berasal dari Indonesia maupun negara sahabat yang membantu.
Soelistyo menyatakan, proses pencarian dan evakuasi tetap akan berjalan walaupun sudah 12 hari lewat sejak jatuhnya AirAsia QZ8501. Seluruh korban akan dicari dan dievakuasi untuk diserahkan kepada keluarga bagaimanapun kondisinya.
"Saya tidak bisa menyebutkan kondisi korban yang terakhir ditemukan seperti apa. Tapi evakuasi korban tetap menjadi fokus Basarnas," kata Soelistyo.
Hingga Kamis petang ini sudah ada 44 jenazah yang ditemukan oleh tim operasi di perairan Selat Karimata. Khusus pada hari ke-12 operasi, ditemukan empat jenazah oleh nelayan dan beberapa armada laut yang bertugas.
Dari total 44 jenazah yang ditemukan, 25 jenazah sudah berhasil diidentifikasi Tim DVI Polda Jawa Timur. Jenazah yang berhasil dikenali segera diserahkankan kepada keluarga.
(sur)