Jakarta, CNN Indonesia -- Satu bulan sudah kasus penembakan yang menewaskan lima orang warga, 11 orang luka, serta tiga anggota TNI dan tiga anggota polisi terluka di Enarotali, Paniai, Papua, berlalu. Insiden yang juga menyebabkan korban tewas terkena panah pada 7 Desember silam ini, dikatakan oleh Kapolri Jenderal Sutarman, belum menemukan titik terang.
Sutarman menyebut, polisi terkendala larangan autopsi oleh keluarga korban yang tewas dalam insiden ini. "Sampai sekarang belum terungkap semua. Persoalannya kemarin kan masyarakat tidak mengizinkan untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah korban. Tapi kami tunggu sampai nanti ya," ujar Sutarman, usai pelantikan Kapolda baru Papua Barat dan Banten di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jakarta, Jumat (9/1).
Menurut Sutarman, kunci penyelesaian kasus penembakan tersebut ada di proyektil peluru. Jika dapat diselidiki, penyidik dapat mengetahui asal senjata api yang mengeluarkan peluru tersebut.
"Kami harus menemukan proyektil peluru karena dari situlah akan terungkap peluru itu dimuntahkan dari mana," kata Sutarman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai kecaman dari NGO yang bergerak di isu Hak Asasi Manusia hingga kini muncul menunut pengungkapan kasus tersebut.
Insiden bermula pada Minggu (7/12) malam usai terjadinya kebakaran di Komisi Pemilihan Umum Daerah di Paniai. Kala itu, polisi menduga kantor KPUD tersebut sengaja dibakar.
Keesokan harinya, Senin (8/12) pagi, sejumlah masyarakat sempat menghalangi aktivitas berlalu lintas dengan meletakkan kayu di tengah jalan. Warga lainnya yang hendak melintas melaporkan hal tersebut ke Polres setempat.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Sulistyo Pudjo ketika dihubungi CNN Indonesia saat itu menceritakan, polisi sempat mendatangi warga untuk melakukan negosiasi dengan warga untuk membuka kayu palang yang menghalangi jalan.
Akan tetapi, di saat yang bersamaan, terdengar suara tembakan dari arah gunung. Beberapa jam kemudian, lanjut Pudjo, Kantor Polsek Paniai Timur dan Kantor Komando Rayon Militer (Koramil) Paniai diserang oleh sekelompok masyarakat. Polisi pun tak dapat memastikan alasan penyerangan terhadap kantornya dan Koramil.
"Yang pasti ada empat mobil hancur yaitu tiga mobil warga dan satu mobil TNI," ujar Pudjo, kala itu.
(meg)