Jakarta, CNN Indonesia -- Keberadaan kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 belum diketahui pasti hingga hari ke-13 pencarian, Jumat (9/1). Meski demikian Badan SAR Nasional menduga kuat posisi kotak hitam masih berada di bagian ekor pesawat yang telah ditemukan sejak Rabu (7/1) dan akan diangkat hari ini.
Ekor pesawat QZ8501 itu berada di dasar laut pada kedalaman 34 meter, sekitar 128 kilometer dari Pangkalan Bun dan 188 kilometer dari Pulau Belitung. Upaya pengangkatan ekor ini dipantau langsung oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Untuk mencari kotak hitam dan bagian pesawat AirAsia QZ8501, Basarnas telah menyebar tim penyelam ke beberapa kapal sonar di sektor prioritas II operasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Penyelam disebar ke kapal-kapal yang memiliki kemampuan mendeteksi di bawah laut. Ada dua sampai tiga tim di setiap kapal itu,” ujar Kepala Basarnas, Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo, di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta.
Hingga semalam, (Kamis 8/1), ada tujuh objek yang telah terdeteksi dan diduga kuat bagian dari pesawat QZ8501. Dari ketujuh objek itu, hanya satu yang berhasil teridentifikasi, yakni ekor pesawat AirAsia.
Untuk diketahui, sinyal atau suara yang berasal dari kotak hitam hanya dapat ditangkap oleh
pinger locator. Suara itu tak bisa didengar oleh manusia tanpa bantuan alat tersebut.
“Kita tidak bisa mendengar bunyi ‘ping’ atau sinyal di bawah air.
Alat pinger locator yang bisa mendengar. Setelah sinyal diterima
pinger locator, baru kita bisa tahu posisi
black box,” kata Soelistyo.
Pinger locator ialah alat mungil untuk mengirimkan sinyal sonar kepada kotak hitam. Jika sinyal tersebut diterima kotak hitam, maka kotak hitam akan mengirimkan balik informasi keberadaannya secara lengkap.
Pinger locator beroperasi di bawah laut, dan biasa ditempelkan pada robot tanpa awal yang dikendalikan secara nirkabel dari kapal. Sinyal sonar yang dipancarkan alat itu dapat menjangkau hingga kedalaman 6.000 meter lebih.
Pencarian kotak hitam dengan
pinger locator harus hati-hati. Sebelum
pinger locator digunakan, area operasi perlu disterilkan, baik dari kapal-kapal maupun para penyelam.
“Kalau mau mengoperasikan
pinger locater tidak boleh ada gangguan dari kapal-kapal lain di sekitar,” kata Soelistyo. Seluruh kapal yang ada di area target akan diperintahkan untuk menjauh.
Keselamatan penyelam juga diperhatikan. “Kalau penyelam sedang terjun ke laut, tidak boleh ada
pinger locator maupun
side scan sonar yang dihidupkan karena telinga penyelam bisa rusak,” ujarnya.
Pinger locator tersebut baru akan digunakan apabila kotak hitam QZ8501 ternyata tak berada di ekor pesawat. (Baca:
Diduga Ada Kotak Hitam, Ekor QZ8501 Diangkat Ekstra Hati-hati)
Selain mencari kotak hitam dan bagian-bagian pesawat QZ8501 di sektor prioritas II operasi, Basarnas juga menginstruksikan kepada armada SAR Gabungan untuk terus mencari korban di sektor operasi lain.
(agk)