Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Kemaritiman Dwisuryo Indroyono Soesilo menyatakan ada dua objek metal yang bakal diangkat oleh Tim Gabungan dari dasar laut Selat Karimata. Kedua objek itu ditemukan Kapal USS Fort Worth milik Angkatan Laut AS, dan diduga merupakan bagian badan pesawat AirAsia QZ8501. (Baca:
Kapal AS Temukan Dua Objek Metal, Diduga Bagian Pesawat)
“Hari ini sudah mendarat (di Pangkalan Bun), balon gas besar yang bisa mengangkat benda sampai seberat 250 ton,” ujar Indroyono di Jakarta, Jumat (9/1). Balon gas tersebut dibawa oleh Kapal Crest Onyx.
Selain menyiapkan alat-alat untuk mengangkat ekor pesawat, Badan SAR Nasional juga menyiagakan tim penyelam untuk diterjunkan di sekitar lokasi penemuan objek yang diduga bagian dari QZ8501, guna mengantisipasi kemungkinan ditemukannya korban di dekat objek tersebut. (Baca:
Kemungkinan Banyak Korban Terjebak di Badan Pesawat)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Kantor Basarnas, Jakarta Pusat, Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo menyatakan salah satu objek yang telah teridentifikasi sebagai ekor pesawat QZ8501 akan diangkat dengan amat hati-hati, sebab kotak hitam diduga berada di bagian ekor itu.
Kotak hitam merupakan kunci untuk mengungkap kecelakaan AirAsia QZ8501, sebab alat itu berisi rekaman percakapan antara pilot di kokpit pesawat dengan menara pemandu lalu-lintas udara atau air traffic controller (ATC) di bandara. (Baca:
Empat Pesawat Melintas di Sektor QZ8501, Tiga Lolos Awan Badai)
AirAsia QZ8501 mengalami kecelakaan pada Minggu (28/12). Burung besi itu hilang kontak dengan ATC setelah lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya. Pesawat yang seharusnya mendarat di Singapura itu ditemukan serpihannya tiga hari kemudian. (Baca:
Hari Itu, Pesawat Belok ke Arah Laut Lalu Ditelan Kabut)
Sampai hari ke-13 pencarian ini, 48 dari 162 orang yang berada dalam pesawat nahas tersebut telah ditemukan. Dari 48 korban itu, 5 saat ini berada di Pangkalan Bun, 2 di atas Kapal Geo Survey menanti untuk dievakuasi ke darat, sedangkan 39 lainnya sudah diterbangkan ke Surabaya untuk diidentifikasi dan diserahkan ke keluarga.
(agk)