Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto menegaskan kewenangan mengangkat kotak hitam (black box) AirAsia QZ8501 ada di KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi).
Menurut Unggul, pihaknya hanya bertugas membantu KNKT dalam mencari keberadaan kotak hitam. "Hanya KNKT yang berhak mengangkat kotak hitam, bukan orang lain. Jadi, kalau mau tanya kepastian kotak hitam, tanyakan ke KNKT," katanya saat diwawancarai di Gedung BPPT, Thamrin, Jakarta, Minggu (11/1).
Unggul mengatakan pihaknya telah mengerahkan tim untuk mencari kotak hitam sejak Selasa (30/12) lalu. "Pada tanggal 29 Desember, saya diperintah oleh presiden untuk mencari keberadaan kotak hitam. Badan SAR Nasional juga minta bantuan kami," katanya.
Saat ini, didapatkan dua ping yang diduga merupakan keberadaan kotak hitam. "Ada dua ping yang kami dapatkan, kami perkirakan adalah kotak hitam bagian voice dan flight," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua ping ini ditemukan oleh Kapal Baruna Jaya I dan Java Imperia. Menurut data BPPT, jarak antara dua ping ini hanya berkisar 20 meter. "Makanya kami yakin di situ ada kotak hitam," katanya. Adapun, ping ini telah didapatkan sejak Sabtu (10/1) siang.
Unggul mengatakan nantinya bila memang kotak hitam ditemukan dari koordinat tersebut, KNKT pulalah yang bertugas mengumumkan. "Sekarang status terakhirnya adalah penyelam sudah dikerahkan untuk mencari kotak hitam itu. Mereka yang akan memastikan ada atau tidaknya kotak hitam di koordinat itu," katanya.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengapresiasi kerja BPPT dalam menemukan dua koordinat yang diduga lokasi kotak hitam AirAsia QZ8501. "Dalam pencarian kotak hitam, peran ilmuwan sangat penting. Semoga benar itu lokasi kotak hitam," katanya.
(sip)