Jakarta, CNN Indonesia -- Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri menangkap tujuh terduga teroris di berbagai tempat dalam tiga hari terakhir. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Komisaris Besar Polisi Agus Rianto, tujuh orang itu adalah anggota Kelompok Santoso.
"Sabtu ada lima orang (teroris ditangkap), Minggu ada satu, dan Senin pagi tadi ada satu," kata Agus di Mabes Polri, Jakarta, Senin (12/1).
Penangkapan terakhir dilakukan terhadap Imran alias Legenda tadi pagi. Ia ditangkap tanpa perlawanan di kediamannya di Desa Tabalu, Kecamatan Mapane, Poso, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Agus, Imran dalam Kelompok Santoso berperan sebagai kurir, penyedia tempat tinggal, dan menyembunyikan Santoso. Imran juga memfasilitasi pertemuan Santoso dengan istrinya.
Santoso adalah nama pimpinan kelompok ini. Namun sejak ditetapkan sebagai buron beberapa tahun terakhir ini, Santoso tak kunjung tertangkap.
Polisi hingga kini masih terus mencari para anggota kelompok ini yang terlibat. "Saat ini polisi masih melakukan pendalaman," ujar Agus.
Sebelum menangkap Imran, polisi menangkap Amirudin alias Aco Tabalu alias Bunga Desa di depan Rumah Sakit Poso, Minggu (11/1). Sama seperti Imran, Amiruddin juga berperan sebagai kurir dan penyedia logistik untuk Kelompok Santoso.
Sehari sebelumnya, Sabtu (10/1), Densus 88 bahkan menangkap lima terduga teroris dalam proses penyergapan. Satu anggota kelompok itu, Ilham Syafii, tewas dalam operasi tersebut karena berusaha melawan menggunakan senjata api.
Ilham berusaha bersembunyi di perkebunan, dan melawan dengan melepas tembakan. Dalam Kelompok Santoso, Ilham berperan sebagai pendukung dana.
"Jenazah Ilham sudah diambil oleh keluarga kemarin pukul 17.00 WITA. Dia dibawa ke Poso, Kecamatan Pamona Selatan," ujar Agus.
Sementara Ipul alias Saiful Jambi ditangkap karena diduga terlibat kasus Tadrib 2010 di daerah Topoyo, Sulawesi Barat. Iamembuat bom bersama Oca, tersangka yang lebih dulu ditangkap. Ipul ditangkap di Jalan Pulau Sabang, Sulawesi Tengah. Dalam Kelompok Santoso, Ipul menjadi kurir logistik dan pengatur keuangan.
Polisi juga menangkap Rustam alias Ape. Ia diduga berperan mengurus pembelian logistik bagi Kelompok Santoso, mengatur pendanaan, dan membantu pelarian buron teroris.
Sementara dua orang yang ditangkap Sabtu lalu adalah pasangan suami-isteri Hasan dan Ros. Mereka diduga terlibat penerimaan dan pengiriman dana kepada Kelompok Santoso dan mendukung logistik kelompok tersebut. Dari pasangan tersebut, Densus menemukan barang bukti berupa uang tunai Rp 23 juta.
Empat orang terduga teroris tersebut saat ini telah berada di Mabes Polri untuk diperiksa. Polisi terus mendalami jaringan kelompok ini.
(sur/agk)