Jakarta, CNN Indonesia --
Flight Data Recorder (FDR), bagian dari kotak hitam yang berisi data rekaman pembicaraan pesawat AirAsia QZ8501 telah diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) oleh Tim SAR Gabungan, Senin malam (12/1).
Namun tim investigasi KNKT menyatakan kotak hitam bukan hal utama dalam menganalisis penyebab kecelakaan pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura tersebut.
"
Black box memang penting, tapi bukan segalanya. Dibutuhkan data lain seperti reruntuhan pesawat untuk mengkonfirmasi data
black box," kata investigator KNKT kasus AirAsia untuk Surabaya, FX Nurcahyo Utomo, kepada CNN Indonesia, Selasa (13/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nurcahyo, kalau kotak hitam bisa terbaca dengan baik, proses analisis kemungkinan akan berjalan mudah. Namun jika kondisinya tidak bagus, maka data-data lain menjadi penting untuk mendukung analisis penyebab kecelakaan penerbangan.
"Maka menjadi sangat penting mengumpulkan
debris (puing) pesawat sebanyak mungkin untuk konfirmasi data dari
black box," kata Nurcahyo.
Hingga kini tim investigator KNKT Surabaya masih mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, seperti informasi dari serpihan pesawat, latar belakang penumpang, muatan dan bahan bakar, serta bagaimana persiapan keberangkatan pesawat QZ8501 dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, ke Singapura.
Hari ini Tim KNKT Jakarta berencana mengunduh data dari FDR. Beberapa personel dari KNKT Perancis beserta personel dari Airbus selaku produsen pesawat AirAsia juga turut mendampingi tim KNKT Jakarta. QZ8501 merupakan Airbus jenis A 320-200.
"Ada ahli pembaca kotak hitam yang didatangkan oleh Tim KNKT Perancis," ujar Nurcahyo.
Ia optimistis pengunduhan dan pembacaan data dari kotak hitam akan berjalan lancar. Sebab selain kondisi kotak yang masih cukup baik, Tim KNKT Indonesia juga sudah punya fasilitas sendiri untuk membaca kotak hitam.
"Tim KNKT Indonesia sudah banyak berhasil baca kotak hitam kok. Misalnya kotak hitam milik pesawat Merpati Nusantara Airlines MA 60 yang jatuh di Teluk Kaimana dan pesawat Sukhoi yang kotak hitamnya terbakar," kata Nurcahyo.
Pesawat
QZ8501 hilang pada Minggu pagi (28/12) dalam rute penerbangan dari Bandara Juanda, Surabaya, menuju Singapura. Pesawat itu membawa 155 penumpang yang mayoritas merupakan warga negara Indonesia, serta tujuh kru.
Selain FDR, Cockpit Voice Recorder (CVR) AirAsia QZ8501 juga akan diangkat dari laut hari ini. Sinyal CVR tertangkap berasal dari lokasi yang tak jauh dari penemuan FDR. CVR dan FDR merupakan dua bagian kotak hitam pesawat. CVR memuat percakapan di kokpit pesawat, sedangkan FDR memuat data penerbangan.
(utd/agk)