Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya F.H. Bambang Soelistyo, akan melakukan kunjungan ke Komisi V DPR RI dan Kota Surabaya pada Selasa (13/1) esok.
Kunjungan ke Komisi Perhubungan DPR itu dilakukan untuk memberi laporan terkait perkembangan pencarian dan evakuasi korban AirAsia QZ8501 yang dipimpin oleh Basarnas hingga hari ke-17 operasi. Sedangkan, pada kunjungannya ke Surabaya Soelistyo akan menemui keluarga korban musibah QZ8501 untuk berbicara mengenai operasi evakuasi yang sedang berjalan.
Berdasarkan informasi yang telah dirangkum oleh CNN Indonesia, hingga Senin (12/1) ini jenazah korban QZ8501 yang dievakuasi telah berjumlah 48 orang. Masih terdapat 118 korban yang belum ditemukan hingga saat ini. Keberlanjutan operasi evakuasi gabungan yang sedang berjalan pun dipertanyakan sampai kapan akan dijalankan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi pertanyaan banyak pihak tersebut, Soelistyo menjawab bahwa operasi gabungan dipastikan tidak selamanya berjalan.
"Pasti ada akhir dari operasi gabungan ini. Tetapi apabila operasi ditutup bukan berarti pencarian korban selesai," jelas Soelistyo di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Senin (12/1). Namun ia tak menyebutkan kapan berakhirnya operasi gabungan tersebut.
Soelistyo menegaskan bahwa Basarnas mampu melakukan operasi harian setelah operasi gabungan nantinya berakhir. Menurutnya, tugas harian memang telah menjadi kewajiban pokok Basarnas sebagai badan yang bertanggung jawab dalam melakukan pencarian dan penyelamatan atas sebuah musibah yang terjadi.
"Basarnas memiliki operasi harian dan itu akan kita manfaatkan utk melakukan pencarian bukan dalam bentuk join forces (tim gabungan), tetapi dalam bentuk tugas harian Basarnas," tutur Soelistyo melanjutkan.
Jika operasi gabungan telah berakhir, maka armada yang akan dikerahkan untuk menjalankan operasi harian sepenuhnya berasal dari Basarnas. Soelistyo menjamin Basarnas mampu melakukan operasi harian dengan kekuatan yang lembaga tersebut miliki.
"Dengan area pencarian yang telah ada maka kekuatan Basarnas masih bisa untuk meng
-cover. Tapi nanti tetap ada
support dari kelompok-kelompok kegiatan kemanusiaan," jelas Soelistyo.
(obs)