Pakar Perkotaan: Jakarta Aman Bagi yang Sudah Terbiasa

Suriyanto | CNN Indonesia
Kamis, 29 Jan 2015 10:45 WIB
Yayat Supriatna mengatakan orang asing mungkin merasa tak aman di Jakarta, sebab transportasi umum dan pedoman untuk publik belum memadai di ibu kota RI ini.
Kemacetan di sepanjang Jalan Gatot Subroto, Jakarta. (CNN Indonesia/Arie Riswandy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pakar perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai Jakarta relatif aman bagi warga yang telah terbiasa hidup di dalamnya, namun memang bukan kota yang cukup aman buat orang asing.

Pendapat tersebut dilontarkan Yayat menanggapi hasil survei Economist Intellegence Unit yang menempatkan Jakarta sebagai kota paling tak aman di dunia. Survei tersebut meneliti 50 kota di dunia dengan memasukkan 40 indikator kuantitatif dan kualitatif. (Baca Survei: Jakarta Kota Paling Tak Aman Sejagat)

Bagi orang asing, ujar Yayat, nuansa tak aman sudah terasa saat menginjak Bandara Soekarno-Hatta. "Di bandara, orang asing bingung mau ke mana. Transportasi umumnya belum memadai," kata Yayat kepada CNN Indonesia, Kamis (29/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika mereka sampai tengah kota pun, ujar Yayat, tak ada panduan dan pedoman jelas bagi warga asing. Panggilan darurat untuk kecelakaan atau tindak kejahatan pun banyak yang belum tahu.

Oleh karena itu jika ada warga negara asing menyambangi Jakarta, mereka lebih memilih tinggal di hotel atau apartemen yang jauh dari keramaian. "Itu adalah indikasi mereka merasa tak aman," ujar Yayat.

Penyebabnya Jakarta tak aman, menurut Yayat, adalah sistem yang belum terbentuk maksimal, transportasi umum yang tak memadai, serta kemanan lingkungan yang tak terjamin.

"Belum terbentuk budaya urban sehingga orang merasa bisa melakukan apa saja di Jakarta. Oleh sebab itu harus ada juga sanksi hukum yang tegas," kata Yayat. ia mendukung perangkat hukum di Jakarta diperbaiki hingga ada kepastian hukum.

Survei Economist Intelligence Unit  memasukkan 40 indikator kuantitatif dan kualitatif. Ke-40 indikator tersebut terbagi dalam empat kategori tematik yakni keamanan digital, jaminan kesehatan, infrastruktur, dan personal. Setiap kategori terbagi lagi ke dalam tiga hingga delapan subindikator, seperti langkah kebijakan dan frekuensi kecelakaan lalu lintas.

Hasil survei menempatkan  Jakarta, Tehran, Ho Chi Minh, Johannesburg, Riyadh, Kota Meksiko, Mumbai, Moskow, Delhi, dan Istanbul sebagai 10 kota paling tidak aman di dunia. Sementara Tokyo, Singapura, Osaka, Stockholm, Amsterdam, Sydney, Zurich, Toronto, Melbourne, dan New York meraih predikat 10 kota teraman di dunia. (sur/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER