INVESTIGASI AIRASIA

Sebelum AirAsia QZ8501 Jatuh, Stall Warning Berbunyi

Abraham Utama | CNN Indonesia
Kamis, 29 Jan 2015 14:57 WIB
Ketua Investigasi kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, Mardjono Siswosuwarno mengatakan, stall warning sempat berbunyi sebelum pesawat jatuh.
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Tatang Kurniadi menunjukan laporan awal faktual hasil investigasi terkait kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 di kantor KNKT, Jakarta, Kamis (29/1). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Investigasi kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, Mardjono Siswosuwarno mengatakan, stall warning sempat berbunyi sebelum pesawat berute Surabaya-Singapura itu jatuh ke laut. Hal ini dinyatakannya setelah membacakan laporan awal (preliminary report) di kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Jakarta, Kamis (29/1).

"Ya, itu stall. Stall warning juga sempat berbunyi," tegasnya ketika dikonfirmasi. Ia pun menuturkan, pada kondisi tersebut pilot mengalami kesulitan untuk mengembalikan pesawat ke kondisi normal. "Kelihatannya, pilot akan sangat sulit untuk melakukan recover," ujarnya.

Pada pemaparan preliminary report ini, Ertata Lananggalih, investigator sekaligus pilot senior, menunjukkan rekonstruksi beberapa adegan terakhir sebelum AirAsia QZ8501 jatuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah menvalidasi data dari Flight Data Recorder dan data dari air traffic controller, tim investigasi menemukan fakta, saat berada pada ketinggian 32 ribu kaki, pilot meminta izin ATC untuk belok ke kiri.

"Pesawat sempat miring ke kiri lalu menanjak dalam waktu sekitar setengah menit, dari ketingggian 32 ribu kaki menuju 37 kaki. Setelah itu, pesawat turun dalam waktu 30 detik ke ketinggian 32 ribu kaki dan kemudian turun perlahan," papar Ertata.

Tim investigasi baru bisa mendapatkan fakta tersebut dan belum dapat memastikan apa yang terjadi setelah AirAsia QZ8501 kehilangan daya angkat dan turun perlahan.

Mardjono beralasan, black box tidak merekam apa yang terjadi berikutnya. "Kemungkinannya banyak, bisa jadi black box yang berada di ekor pesawat sudah terpisah dengan badan pesawat," katanya.

Mardjono mencatat, pesawat itu sempat menanjak tiga ribu kaki atau 1000 meter dalam waktu 30 detik. Dari level ketinggian normal 32 kaki, menurut guru besar aerodinamika Institut Teknologi Bandung ini, AirAsia QZ8501 mencapai level ketinggian teratas di 37.400 kaki.

"Saya perkirakan karena awan Cb karena pesawat lain pada jalur yang sama sudah berada di kiri. Sesuai foto satelit jam 23.00 GMT atau 15 menit sebelum kejadian, memang ada awan Cb. Kemungkinan menghindar karena faktor cuaca," lanjut Ertata. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER