INVESTIGASI AIRASIA

Pilot dan Kopilot di Indonesia Sering Bertukar Posisi

Basuki Rahmat N | CNN Indonesia
Kamis, 29 Jan 2015 15:47 WIB
Di negara-negara lain seperti Korea dan Tiongkok, pilot dan kopilotnya tidak terbiasa bertukar posisi ketika melakukan lepas landas dan pendaratan.
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Tatang Kurniadi menjelaskan beberapa laporan faktual terkait kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 di kantor KNKT, Jakarta, Kamis, 29 Januari 2015. CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia -- Pilot senior Garuda Indonesia, Kapten pilot Abdul Rozaq membenarkan pernyataan anggota tim investigasi KNKT ihwal kopilot mengemudikan pesawat merupakan praktik wajar di dunia penerbangan. Pilot dan kopilot di Indonesia lazim bertukar posisi saat melakukan lepas landas dan pendaratan.

“Memang begitu, kalau mereka sudah qualified, sudah pintar begitu, melakukan take off dan landing bergantian,” kata Rozaq saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (29/1).

Tak hanya di Indonesia, Rozaq menuturkan bahwa di negara-negara kawasan Asia Tenggara juga begitu. “Di ASEAN pilot-pilot dan kopilotnya juga sering bertukar saat melakukan take off dan landing,” ungkapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun di negara-negara lain, Rozaq mencontohkan, seperti Korea dan Tiongkok, pilot dan kopilotnya tidak terbiasa melakukan hal tersebut. “Mereka tidak dibolehkan melakukan itu, ada peraturan lokalnya dan juga kebijakan masing-masing maskapai,” tuturnya.

Rozaq menyebutkan semua maskapai penerbangan di Indonesia, termasuk Garuda, kopilot pesawat komersial boleh melakukan lepas landas dan pendaratan. “Yang memonitor kapten pilotnya,” ucapnya.

Bahkan, dia melanjutkan, kopilot harus bisa melakukan lepas landas dan pendaratan. “Kalau misalnya kapten pilotnya pingsan atau sakit di atas, kopilotnya yang memegang kendali pesawatnya,” kata Rozaq.

Rozaq menjelaskan status serta tugas pilot dan kopilot memang berbeda. Tugas kapten pilot yaitu mengambil semua keputusan namun tidak mengabaikan masukan dari kopilot. “Kalau pilotnya salah maka kopilotnya yang mengingatkan,” ujar dia.

Lebih jauh Rozaq mengatakan bahwa yang membedakan pilot dengan kopilot yaitu menyangkut jumlah jam terbang, pengalaman, dan kematangan. “Untuk bisa membawa pesawat kopilot setidaknya sudah memiliki 500 jam terbang,” tuturnya.

KNKT hari ini mempublikasikan laporan awal perihal investigasi kecelakaan fatal pesawat AirAsia QZ8501. Pada Bab III poin tiga laporan tersebut terkuak, pesawat berute Surabaya-Singapura tersebut dikemudikan kopilot Remi Emmanuel Plesel sejak lepas landas dari Bandara Juanda. Anggota tim investigasi yang juga pilot senior Ertata Lananggalih mengatakan kopilot mengemudikan pesawat merupakan praktik yang wajar terjadi dalam dunia penerbangan (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER