Jakarta, CNN Indonesia -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tidak menemukan bukti jika pilot AirAsia QZ8501 meninggalkan kursinya, atau sistem kendali secara otomatis mati sesaat sebelum pesawat terhempas ke laut.
Dua fakta yang ditemukan adalah Kapten Irianto beranjak dari kursi untuk melakukan kondisi di luar prosedur dengan menarik rem pada sirkut kontrol saat kopilot kehilangan kendali pesawat Airbus A320 itu.
"Sampai sekarang tidak ada indikasi kapten meninggalkan kursinya, seperti yang pernah diberitakan Reuters," kata Investigator KNKT Ertata Lananggalih, Senin (2/2) kemarin.
Publik mengetahui jika investigasi akan dilakukan. Hal itu termasuk bagaimana rekaman penerbangan dibuka termasuk rekaman bagaimana pilot bereaksi di saat darurat. Bloomberg News sempat melaporkan pada Jumat pekan lalu jika pilot QZ8501 mencoba untuk mereset Flight Augmentation Computer (FAC) selama terbang dan mendorong sirkut untuk memutus daya perangkat di kokpit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, apa yang dilakukan oleh kapten pesawat tidak sesuai dengan minimnya pengalaman kopilot asal Perancis, Remy Plesel yang saat itu menerbangkan pesawat.
Sirkuit Rusak
KNKT hingga kini belum menemukan indikasi atau bukti jika sirkuit braker telah ditarik. KNKT enggan berspekulasi lebih jauh sebelum hasil investigasi selesai dilakukan.
Meskipun demikian, dalam investigasinya, seperti dikutip Reuters, indikasi kemungkinan sistem FAC dan sirkuit brakers kokpit masuk dalam kemungkinan-kemungkinan yang tengah diinvestigasi. Setidaknya ada 30 kemungkinan yang masuk dalam daftar investigasi, seperti perawatan pesawat termasuk dalam hal ini perawatan FAC, juga poin soal penanggulangan keadaan darurat di dalam kokpit.
"Ini bukan hanya sirkuit braker, ini bisa berubah dalam perkembangan investigasi. Mungkina ada 40 atau 35 hal yang masuk dalam diskusi," kata Kepala KNKT Tatang Kurniadi.
(pit/pit)