Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Komisi III Benny K Harman mengkonfirmasi adanya urgensi dari pemanggilan Pelaksana tugas dan wewenang Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristianto oleh Komisi Hukum ini. Adapun rencana dari pemanggilan ini akan dilakukan pada esok hari (4/2).
"Ya saya rasa penting untuk mengklarifikasi apa yang telah dia buka kepada publik. Kita ingin tahu benar atau tidak," tutur Benny di Kompleks DPR/MPR, Jakarta, Selasa (3/2).
Lebih lanjut, adapun penyebab lainnya adalah pernyataan yang telah dilontarkan oleh Hasto mengenai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad sangat mengganggu agenda pemberantasan korupsi. Klarifikasi tersebut sangat dibutuhkan, mengingat KPK adalah lembaga hukum yang dipercaya dalam pemberantasan korupsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bukan soal pribadi ya. Karena itu dilakukan oleh pimpinan KPK yang pada saat ini kita percaya sebagai institusi paling depan untuk memberantas korupsi," terang politikus Partai Demokrat ini.
Ia mengungkapkan, Komisi III esok akan memeriksa kebenaran dari adanya transaksi-transaksi ataupun janji-janji yang terjadi diantara Abraham Samad dan PDIP.
Sebelumnya, Ketua Komisi III Azis Syamsuddin mengatakan akan meminta keterangan dan meminta Hasto untuk menunjukkan bukti-bukti dari hal-hal yang sempat ia lontarkan terkait pertemuan Abraham Samad bersama petinggi PDIP.
Pada Kamis (22/1) Hasto membeberkan pertemuan yang dilakukan Abraham Samad dengan dirinya di sebuah Apartemen di bilangan Sudirman, Jakarta Selatan. Saat itu Hasto mengatakan Abraham Samad datang dengan menggunakan topi dan masker agar identitas aslinya tidak diketahui publik.
Dalam pertemuan tersebut, kata Hasto, terjadi pembicaraan mengenai Abraham Samad yang akan dicalonkan menjadi Wakil Presiden mendampingi Joko Widodo. Pertemuan PDIP dan Samad, menurut Hasto, merupakan inisiatif dan ajakan seseorang berinisial D yang mengaku memiliki kedekatan dengan Samad. Ajakan tersebut membuat Hasto tertarik untuk membuktikan perkataan D itu.
Menurut Hasto, sejak awal sebenarnya dia tahu bahwa pertemuan dengan Ketua KPK saat itu melanggar kode etik yang berlaku. Namun dia tetap nekat menemui Samad karena didorong rasa penasaran apakah tawaran D itu benar atau tidak.
Setelah pertemuan pertama terjadi, proses dan pertemuan lanjutan pun dilakukan secara bertahap. Namun Hasto tidak menjelaskan alasan dasar kenapa dia tetap melanjutkan pertemuan dengan Samad ketika itu.
(pit/pit)