Pemerintah Minta Masyarakat Waspada Penyakit Akibat Banjir

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Kamis, 12 Feb 2015 20:04 WIB
Tujuh penyakit yang harus diwaspadai adalah diare, demam berdarah, leptospirosis, ISPA, penyakit kulit, penyakit saluran cerna, dan penyakit kronik memburuk.
Petugas mengecek kedalaman air yang merendam jalur KA Logistik, di Kawasan Pergudangan Kampung Bandan, Jakarta, Selasa, 10 Februari 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kesehatan meminta masyarakat mewaspadai tujuh penyakit yang biasa muncul di saat banjir. Tujuh penyakit itu adalah diare, demam berdarah, leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, penyakit saluran cerna lain, dan perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita.

"Pada saat banjir, sumber air minum khususnya dari sumur dangkal akan ikut tercemar. Biasanya akan terjadi pengungsian yang fasilitas dan sarananya serba terbatas termasuk ketersediaan air bersih," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Tjandra Yoga Aditama dalam rilis yang diterima CNN Indonesia, Kamis (12/2).

Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan. Di Indonesia hewan penular terutama adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, tikus yang tinggal di liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus akan berkeliaran di sekitar manusia dengan kotoran dan air kencing yang bercampur dengan air banjir.

"Seseorang yang mempunyai luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran atau kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira tersebut berpotensi terinfeksi dan akan jatuh menjadi sakit," kata Tjandra.

Oleh karena itu, Tjandra menyarankan masyarakat mengenakan sepatu boot bila terpaksa harus ke daerah banjir.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim hujan di Jakarta berlangsung sejak pertengahan hingga pekan ketiga Februari 2015. Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Koesmedi Priharto menyatakan telah melakukan persiapan jauh hari.

"Persiapan seperti biasa saja. Semua Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di tingkat kelurahan dan kecamatan akan siap siaga selama 24 jam," kata Koesmedi kepada CNN Indonesia, Kamis (12/2).

Koesmedi juga mengatakan telah mempersiapkan pangan dan obat-obatan untuk antisipasi banjir. "Kalau ada posko pengungsian atau kelurahan yang kekurangan makanan atau obat saat banjir terjadi, segera minta ke Dinkes," katanya.

Dia mengatakan penyakit kulit seperti gatal-gatal paling banyak diderita oleh korban banjir. "Di posisi kedua terbanyak ada ispa, sementara yang ketiga adalah diare. Ada beberapa orang masuk rumah skait, tetapi bukan karena penyakit cuaca, melainkan sebelumnya dia sudah punya hipertensi, diabetes, dan lainnya," ujarnya.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Roy Sparingga menyarankan, kebersihan di dapur umum dapat lebih ditingkatkan lagi. "Pada saat banjir, perlu juga mewaspadai penyakit yang dihantarkan oleh makanan. Apalagi, air bersih masih terbatas," kata Roy kepada CNN Indonesia, Kamis (12/2). (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER