KPAI: Valentine Baik, Pemaknaannya Yang Salah

Pratomoyudha | CNN Indonesia
Sabtu, 14 Feb 2015 17:32 WIB
Pemaknaan hari Valentine sebagai budaya Eropa dimaknai berbeda di Indonesia, khususnya oleh para remaja.
Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Quranic Generation menggelar kampanye tolak perayaan Hari Valentine di Jakarta, Minggu (8/2). Kampanye tersebut bertujuan untuk mengajak warga muslim untuk tidak latah merayakan Hari Valentine yang dianggap bukan budaya dari negeri sendiri. (Antara Foto/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia --
Hari valentine atau hari kasih sayang yang jatuh pada 14 Februari ini seringkali diperdebatkan. Komisi Perlindungan Anak Indonesia mengatakan bahwa tujuan perayaan valentine ini sebenarnya baik, namun kesalahan pemaknaan yang membuatnya berbahaya.

Sekretaris Jendera KPAI, Erlinda Iswanto mengatakan bahwa hari kasih sayang adalah sebuah momentum yang mengingatkan manusia baik mengenai kasih sayang terhadap sesama maupun Tuhan. Namun hal ini seringkali di salah artikan.

"Sebenernya valentine tujuannya baik, mengingatkan manusia atas kasih sayang. Tapi sayang pemaknaannya salah. Itu yang berbahaya," ucap Erlinda kepada CNN Indonesia, Sabtu (14/2).

Ia menambahkan bahwa valentine adalah budaya eropa yang diterima dengan pemaknaan berbeda oleh anak sehingga membuat berbagai pihak khawatir dan melarang merayakan valentine.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, fase remaja kebanyakan memaknai kasih sayang ini hanya untuk pacar saja, padahal bukan hanya itu. Bisa untuk orang tua, sahabat, dan lain-lain. Namun tidak sedikit remaja yang berpikir merayakan valentine dengan berujung pada hubungan intim.

Hal inilah yang kemudian dipersoalkan. Hubungan seks yang tidak sesuai dengan norma dan agama bukan hanya berdampak negatif pada moral, tapi juga pada kesehatan para remaja. 

"Valentine bisa dijadikan momentum untuk mengingatkan soal kasih sayang. Tapi valentine harus dirayakan dengan seks, ini yang salah," lanjutnya.

Hari kasih sayang sendiri dianggap sebagai sebuah lompatan budaya yang tidak dibarengi dengan norma budaya itu sendiri. Sehingga terjadilah berbagai pemaknaan yang menyimpang atas esensi sebenarnya dari perayaan ini.

Ia juga menambahkan bahwa ajaran agama menjadi hal yang sangat penting dalam memaknai hari kasih sayang ini. Apalagi dengan banyaknya penyimpangan pemaknaan yang terjadi di masyarakat.

"Mari kita kembalikan makna kasih sayang pada inti yang sebenarnya," ucap Erlinda.
(pit/pit)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER