Jakarta, CNN Indonesia -- Pengacara pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nursyahbani Katjasungkana, mendapat ancaman teror bom melalui pesan pendek (SMS) oleh orang tak dikenal. Hal tersebut disampaikan oleh pengacara publik Lembaga Batuan Hukum (LBH) Jakarta Alghifari Aqsa dalam konferensi pers.
"Ada bom di halaman rumahmu. Tunggu meledak." ujar Alghifari menirukan isi SMS tersebut, di Gedung KPK, Jakarta Pusat, Kamis (19/2).
SMS tersebut, ungkap Alghifari, datang dari nomor +6287864272394. Pesan datang pada Rabu (17/2) kemarin, sekitar pukul 23.00 WIB.
Alghifari bercerita, setelah mendapatkan SMS tersebut, Nursyahbani langsung melaporkannya kepada Wakapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti. "Langsung dibalas (oleh Badrodin) dan langsung ditindaklanjut. Ada tim yang langsung menyisir rumah Nursyahbani," kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alghifari menyebutkan, pada pukul 01.00 WIB malam tadi, polisi langsung datang dan menyisir rumah Nursyahbani. Oleh karenanya, ia mengapresiasi kinerja polisi yang langsung tanggap menyisir dan menindaklanjuti laporan teror bom tersebut.
"Ini juga membuktikan bahwa masalah (polemik KPK dan Polri) belum selesai," ujar Alghifari menyimpulkan. Menurut dia, perlu adanya pengawalan dari media dan publik, karena orang-orang yang bekerja untuk KPK memang harus dilindungi.
Kejadian dan laporan teror terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam kisruh dua lembaga negara KPK dan Kepolisian memang beberapa kali terjadi. Mulai dari penyidik, pimpinan hingga saat ini pengacara KPK mendapatkan tekanan yang sama. belum jelas siapa pelaku teror terhadap para pihak, tapi Mabes Polri berjanji untuk mengusut tuntas segala bentuk ancaman itu.
(sip)