Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana tugas Pimpinan Sementara Komisi Pemberantasan Korupsi, Johan Budi SP mengatakan dari pihak internal KPK sempat mengusulkan tujuh nama kandidat plt pimpinan KPK ke istana. Usulan itu muncul, kata Johan, lantaran ada permintaan dari istana sehari sebelum akhirnya diumumkan.
“Sehari sebelumnya ada permintaan dari Istana bertanya ke KPK, saya mengetahui karena saya ketua tim krisis,” kata Johan saat berbincang dengan media, Kamis (19/2) dini hari di kantor KPK, Jakarta.
Ketujuh nama itu, kata Johan, semuanya berasal dari luar lembaga antirasuah itu. Tak satupun nama berasal dari internal KPK. Syang Johan tak mau berbagi siapa saja ketujuh nama yang sempat disodorkan ke istana itu.
Namun ternyata, keputusan Presiden Joko Widodo berkehendak lain, Johan masuk dalam tiga nama yang ditunjuk sebagai Pelaksana tugas Pimpinan Sementara KPK. Bekas wartawan yang lama menjadi juru bicara KPK dan terakhir menjabat Deputi Pencegahan KPK itu kini duduk di kursi pemangku kebijakan di lembaga antirasuah. Kepada media, ia sempat berseloroh prioritas kerjanya akan ia sorotkan kepada pembinaan hubungan KPK-Polri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita Menarik di Balik Penunjukkan Johan Budi
Deputi Pencegahan KPK Johan Budi Sapto Pribowo terpaksa harus terjaga sepanjang malam di markas lembaga antirasuah. Situasi kritis yang merundung KPK memaksanya pulang lebih larut, bahkan hingga fajar menyingsing pada Rabu (18/2).
Johan kala itu baru pulang ke peraduannya sekitar pukul 05.00 WIB. Ketika mentari cukup terang, Johan lantas memejamkan mata satu jam kemudian.
Lantas siang hari, Johan mendapati telepon selulernya menyala. Seorang ajudan presiden menghubunginya. Johan diberitahu, Wakil Presiden Jusuf Kalla ingin berbicara langsung dengannya. Ponsel Ajudan pun lantas disambar oleh JK."Nih Pak Johan dari pagi kami kontak tidak bisa," ujar Kalla seperti ditirukan oleh Johan kepada awak media, Kamis dini hari (19/2). Johan meminta maaf dan memberikan alasan baru bisa beristirahat pagi hari.Merasa bingung, Johan bertanya, "Ada apa pak?" Dengan logat Makassarnya, Kalla langsung ke inti bahasan untuk mempersingkat percakapan. "Anda ditunjuk sebagai Plt Pimpinan KPK. Anda siap tidak," ujar Kalla dengan lugas.Tak perlu waktu lama bagi Johan untuk mengiyakan tawaran itu. "Untuk lembaga, saya siap pak," jawab Johan.Percakapan pun berakhir. Masing-masing di ujung ponsel mematikan selulernya. Johan pun kembali kaget, bukan lantaran dirinya telah ditunjuk sebagai Plt komisioner. Dia mendapati puluhan telepon tak terangkat (missed call) dan antran pesan singkat (SMS) yang menanti dibalas."Ternyata setelah saya lihat di ponsel saya ada 53 missed call dari banyak orang termasuk Pratikno dan SMS dari ajudan presiden. Ternyata banyak yang mencari saya seharian,"Lantas, satu jam setelah percakapan itu, Presiden Joko Widodo mengumumkan keputusannya untuk menanggapi kisruh yang menimpa KPK-Polri. Ketika itu Jokowi sedikit terlambat memulai konferensi pers.
(sip)