Jakarta, CNN Indonesia -- Keterlambatan penerbangan 54 pesawat Lion Air sejak Rabu (18/2) menyulut emosi ratusan calon penumpang di terminal 1 dan 3 bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Reaksi calon penumpang beragam, mulai dari memaki, memukul, menyandera, hingga berniat menyabotase pesawat.
"Macam-macam pokoknya. Tidak cuma dimaki-maki, bahkan ada staf yang dipukul dan disandera," ujar Nawek Aliun, penumpang pesawat Lion Air kepada CNN Indonesia, Jumat (20/2)
Nawek Aliun, 33 tahun, berkisah harus menunggu lebih dari tujuh jam untuk masuk ke pesawat Lion Air JT 363 rute Jakarta-Bengkulu. Pesawat JT 363 yang seharusnya berangkat pada pukul 08.00 WIB, baru terbang pada pukul 15.15 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah sampai bandara jam 06.00 WIB. Tapi sampai di ruang tunggu sudah ramai sekali penumpang yang marah-marah di meja staff Lion Air," katanya.
Menurut Nawek, mayoritas yang mengamuk pada Kamis (19/2) pagi adalah calon penumpang Lion Air yang seharusnya terbang pada Rabu (18/2) sore. Nawek menilai mereka pantas marah karena terlantar lebih dari 14 jam dan terpaksa menginap di ruang tunggu bandara yang dingin.
"Suasana semakin mencekam pada jam 08.00 WIB ketika ada pengumuman pesawat tujuan Padang akan diberangkatkan. Saat itu tidak hanya penumpang tujuan Padang yang masuk ke pesawat, tetapi penumpang jurusan Pekanbaru dan Medan ikut masuk dan memaksa pilot untuk menerbangkan pesawat ke Pekanbaru dan Medan, " jelasnya.
Parahnya, lanjut Nawek, pada pukul 10.00 WIB tidak ada satupun petugas Lion Air di kantor pelayanan tiket maupun di seluruh ruang tunggu. Hal ini yang membuat susasana semakin gaduh tanpa ada kepastian dan penjelasan.
Nawek beruntung saat ini sudah mendarat di Bengkulu dan bertemu dengan keluarganya. Sebab, sampai malam ini masih banyak calon penumpang Lion Air yang terlantar di terminal 1 dan 3 Bandara Soekarno-Hatta.