Jakarta, CNN Indonesia -- Pengacara Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dan juga Bambang Widjojanto, Nursyahbani Katjasungkana, mengaku mendapat ancaman teror bom melalui short message service (SMS) oleh seseorang tak dikenal, Rabu (18/2) malam. Berdasarkan informasi yang ia terima, peneror berlokasi di Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Barusan saya dapat kabar, setelah dilacak pengancam berasal dari NTB," ujar dia ketika dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (19/2).
Nursyahbani mengungkapkan, informasi tersebut diberikan kepadanya oleh Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Sandra Moniaga. Sandra pun rupanya telah melaporkan soal teror ini kepada Wakapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, dalam akun Facebook miliknya, Nursyahbani mengungkapkan telah berulangkali mendapatkan ancaman, baik melalui telepon maupun SMS. Namun, kemarin malam nampaknya kesabarannya habis dan merasa harus melaporkannya ke polisi.
"Tadi malam saya tak bisa lagi cuek dan akhirnya melapor kepada BH. Semoga nomor pengancam bisa terlacak," tulis Nusyahbani dalam statusnya, Kamis (19/2), sekitar pukul 10.00 WIB pagi tadi. Inisial BH yang dimaksud tak lain adalah Wakapolri Badrodin Haiti.
Setelah melapor kepada Badrodin, selang sekitar dua jam kemudian, rumah Nursyahbani langsung didatangi oleh tim penyisir dan penjinak bom dari kepolisian.
SMS ancaman teror bom yang diterima Nursyahbani itu datang dari nomor +6287864272394. Pesan datang pada Rabu (17/2) kemarin, sekitar pukul 23.00 WIB.
"Ada bom di halaman rumahmu. Tunggu meledak," tulis sang peneror.
(pit)