PAN di Antara Bayang Samar Muhammadiyah

Abraham Utama | CNN Indonesia
Sabtu, 28 Feb 2015 16:36 WIB
Bayangan Muhammadiyah dalam Kongres IV PAN di Bali diprediksi jadi perpaduan prematur bagi partai 'reformasi' ini untuk mencapai tataran partai papan atas.
Kandidat Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan tiba di kawasan Nusa Dua, Bali, Jumat (27/2). Kongres Nasional ke-IV Partai Amanat Nasional (PAN) akan dilangsungkan di Bali pada 28 Februari hingga 2 Maret 2015. (Antara Foto/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meski tidak berasaskan Islam dan secara tegas mengafiliasikan diri dengan organisasi Islam Muhammadiyah, keberadaan Partai Amanat Nasional tidak bisa dilepaskan dari ormas yang ditaksir mempunyai 35 juta anggota tersebut. Latar belakang Amien Rais sebagai ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah saat pertama kali menahkodai partai ini adalah pangkalnya.

Gejolak 1998, sekitar 50 tokoh pro-reformasi seperti Gunawan Mohammad, AM Fatwa, Emil Salim, Alvin Lie dan Faisal Basri sepakat mendirikan PAN. Ketika itu, Muhammadiyah menyatakan tidak akan melebur menjadi partai politik, meski membebaskan kadernya untuk mengambil jalan politik.

Pengamat politik Salim Said menggarisbawahi hubungan antara PAN dan Muhammadiyah. Menurutnya, dua organisasi ini sebenarnya tidak dapat berjalan beriringan. "PAN mendapatkan dukungan Muhammadiyah padahal Muhammadiyah pada dasarnya tidak suka berpolitik," ucapnya di Jakarta, Sabtu (28/2).

Salim lantas membandingkan Muhammadiyah dengan ormas Islam lainnya, Nadlatul Ulama. Berbeda dengan NU yang lentur, ia berkata kultur Muhammadiyah kaku. "Muhammadiyah tidak bisa tidak mengatakan apa adanya karena mereka didirikan sebagai organisasi pembaharu," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Orde Baru yang dipimpin Soeharto, menurut Salim, sangat mempengaruhi politik ideologi partai politik. Ia menuturkan, Soeharto selama berkuasa telah berhasil menghilangkan ideologi dari perpolitikan nasional.

Akibatnya, politik perubahan menjadi ladang permainan para elite. Kontak parpol dengan massa pun menjadi sangat minim. "Sekarang kita tidak bisa melihat garis ideologi partai, yang bisa dilihat adalah ambisi masing-masing elite," tegasnya.

Salim pun khawatir, Kongres IV PAN di Bali yang berlangsung hingga Senin (2/3) mendatang akan berlandaskan kedekatan personal alias kekeluargaan. "Apa yang bisa mengikat mereka? Tidak ada alternatif lain, selain kultus individu," katanya.

Sebagaimana diketahui, dua nama muncul sebagai calon ketua umum PAN. Mereka adalah petahana Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan, kader PAN yang menjabat Ketua DPR.  Amien, jauh sebelum kongres, secara tidak langsung telah menyatakan dukungannya terhadap Zulkifli.

Politik besan ditengarai menjadi salah satu faktor dukungan tersebut. Tahun 2011 lalu, Amien dan Zulkifli memang secara sah telah menjalin kekerabatan. Putra Amien, Ahmad Mumtaz Rais, menikahi putri Zulkifli, Futri Zulya Safitri.

Di sisi lain, politik besan juga kencang berhembus ke Hatta. Ia dinilai mendapatkan dukungan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, besannya.

Menanggapi kedudukan PAN dalam perpolitikan nasional belakangan ini, Salim pesimis kongres PAN akan melontarkan partai ini menjadi partai yang memiliki dominasi.

"PAN bukan partai besar. Saya tidak melihat ini menentukan. Tapi faktanya baru akan kita ketahui jelang pemilu berikutnya nanti," kata Salim. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER