Tedjo: Sejumlah WNI Hilang di Luar Negeri, Waspada ISIS

Yohannie Linggasari, Resty Armenia | CNN Indonesia
Selasa, 03 Mar 2015 11:45 WIB
Menkopolhukam mengungkap modus baru penjaringan anggota ISIS, teroris nan sadis. "Modusnya tur ke negara tertentu, lalu menghilang," kata Tedjo.
ISIS kerap mengeksekusi sanderanya dengan cara yang luar biasa bidab. Sejumlah WNI yang hilang di luar negeri dicurigai bergabung dengan ISIS. (Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno menyatakan sejumlah warga negara Indonesia menghilang di luar negeri. Ia lantas mengaitkannya dengan modus baru penjaringan anggota ISIS.

“Ada beberapa orang Indonesia yang pergi ke luar negeri lalu menghilang. Ini harus diwaspadai. Data dari BIN (Badan Intelijen Negara) dan Polri terkait hal itu sudah masuk,” kata Tedjo dalam Rapat Pimpinan TNI dan Polri di Jakarta, Selasa (3/3).

Menurut Menteri Tedjo, ada kemungkinan WNI yang menghilang itu bergabung dengan ISIS. Untuk melindungi WNI sekaligus mencegah penyebaran jaringan teroris ISIS yang sadis di Indonesia, pemerintah akan lebih mewaspadai WNI yang pergi ke luar negeri dengan tujuan negara-negara Timur Tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Modus baru penjaringan anggota ISIS saat ini, ujar Tedjo, ialah dengan tur. “Melalui tur ke negara tertentu, lalu dia menghilang. Padahal kalau tur dari agen perjalanan, kan ada waktu kembalinya. Nanti akan kami cek,” kata dia.

Namun, tegas Tedjo, pemerintah tak akan membatasi pelajar Indonesia yang akan menimba ilmu ke Timur Tengah, sebab para pelajar terdata dengan baik di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) masing-masing negara.

Untuk menghadang laju ISIS di Indonesia, pemerintah akan mengutamakan pencegahan. “Pencegahan nomor satu, misalnya lewat pembinaan, agama, budaya, dan pendidikan,” ujar Tedjo.

Pentingnya pencegahan juga dikemukakan oleh Presiden Jokowi. Ia mengingatkan, jangan sampai masalah terorisme diselesaikan ketika aksi teror sudah terjadi. Di situlah intelijen berperan penting untuk mencari informasi dan data-data di lapangan.

Rapim TNI-Polri ini selain dihadiri oleh Jokowi dan Menkopolhukam, juga Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala BIN Marciano Norman, Panglima TNI Moeldoko, dan Wakapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER