Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan anggota Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem beraksi menyerahkan sedikitnya 15 ribu koin senilai Rp 2 juta ke Kedutaan Besar Australia di depan Gedung Kedubes, Jakarta, Jumat (27/2). Aksi tersebut merupakan bentuk protes atas pernyataan Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott.
"Kami menuntut PM Tony Abbott harus meminta maaf kepada pemerintah Indonesia, umumnya masyarakat Indonesia dan khususnya masyarakat Nangroe Aceh Darussalam," ujar Pimpinan DPP Garda Pemuda Nasdem di depan Kedutaan Besar Australia, Jakarta, Jumat (27/2).
Selain itu, pihaknya menolak segala bentuk intervensi terhadap kebijakan pemerintah Indoensia. "Ini untuk sikap dari kita sebagai pemuda yang menyayangkan statement PM Australia yang tidak elok. PM mengungkit bantuan kemanusian yang dikaitkan dengan keputusan hukum (Indonesia)," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Tony Abbot memohon kepada Presiden Jokowi untuk membatalkan eksekusi mati dua warga Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Dalam upaya permohonannya, Abbott sempat mengukit bantuan kemanusiaan Australia untuk tsunami Aceh pada 2004. Kala itu Australia memberikan bantuan sebesar US$ 1 miliar.
"Itu hanya satu perdelapan yang diberikan ke Indonesia, sisanya dalam bentuk hutang," ujar Panel.
Sebagai bentuk aksi protes balasan, Garda Pemuda NasDem pun menyodorkan duit Rp 2 juta ke pihak kedutaan yang terdiri dari duit koin Rp 100, Rp 200, dan Rp 500. Duit dikumpulkan dari anggota Garda Pemuda selama dua hari. Seluruh koin tersebut diterima seorang pria berpakaian staf keamanan Australia.
"Ini penyerahan simbolik sebagai bentuk protes," ucap Panel.
Garda Pemuda akan mengistruksikan perwakilannya di seluruh Indonesia untuk melakukan aksi serupa. "Kami akan kirimkan prosedur dan instruksi tinggal nanti teman-teman di daerah memberikan laporan ke kami kapan bisa mengeksekusi," katanya.
Hubungan diplomatik Indonesia dan Australia memanas untuk sekian kalinya. Sebelumnya, dua negara tetangga ini sempat berkonflik lantaran diketahuinya sadap-menyadap oleh Australia pada ponsel mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, Australia juga kepergok menyadap mantan ibu negara Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri era Kabinet Indonesia Bersatu.
(pit/pit)