JK: Penanganan Bencana Tsunami Aceh Contoh bagi Dunia

Noor Aspasia | CNN Indonesia
Minggu, 15 Mar 2015 21:46 WIB
Hadir di World Conference on Disaster Risk Reduction buktikan Indonesia sebagai negara yang patut dicontoh dalam menangani bencana besar, seperti Tsunami Aceh.
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Antara Foto/HO/Humas UMY Hamim Thohari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menghadiri forum internasional World Conference on Disaster Risk Reduction (WCDDR) ketiga di Sendai, Jepang, Sabtu (14/3). Dalam kesempatan ini, Jusuf Kalla -akrab disapa JK- menceritakan pengalaman Indonesia dalam menangani bencana tsunami Aceh yang tercatat sebagai bencana alam paling besar di dunia.

"Pengalaman Indonesia setelah gempa bumi dan tsunami melanda pada 2004 lalu, kami mulai meningkatkan upaya kami untuk memaksimalkan penanggulangan bencana dengan mengalihkan paradigma dari tanggap darurat dan pemulihan ke pendekatan yang lebih komprehensif," ujar JK saat berpidato di Sendai, Jepang, Sabtu (14/3).

Aceh merupakan wilayah yang terkena dampak paling buruk akibat gempa berkekuatan 9,3 skala Richter yang memicu tsunami. Dengan total kematian mencapai sekitar 200 ribu jiwa, Indonesia bersama dengan lebih dari 50 negara sahabat membangun serta memulihkan kembali Aceh yang porak-poranda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan waktu yang relatif pendek, yakni empat tahun, kami memperkuat pembangunan masyarakat yang lebih tabah dan tangguh terhadap bencana," ujar JK.

Bencana Aceh, JK katakan, menjadi pembelajaran berharga, baik untuk Indonesia maupun internasional. Pada 2005, sebanyak 168 negara menandatangani rancangan Hyogo Framework for Action (HFA) sebagai acuan penanggulangan bencana, termasuk Indonesia.

"Kami sekarang memiliki National Disaster Management Plan 2014-2019 dan National Action Plan for Disaster Risk Reduction," ujar JK.

Sejauh ini, menurut JK, peran dunia internasional dalam penanggulangan bencana alam dan pembangunan masyarakat yang tangguh terhadap bencana sangat diperlukan. Oleh karena itu, menjadi penting hubungan bilateral antarnegara tetangga untuk meneruskan dan mengkampanyekan hal ini di komunitas internasional.

Di kawasan regional, misalnya, Indonesia berperan aktif dalam upaya Penurunan Risiko Bencana (DDR) melalui ASEAN dan Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDDR).

Dengan keikutsertaan Indonesia dalam WCDDR kali ini, JK berharap proses rancangan DDR pasca 2015 dapat menjadi pedoman dunia dalam penanggulangan bencana alam.

WCDDR merupakan salah satu forum internasional yang diusung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Beragendakan pembahasan penanggulangan bencana, forum yang digelar pada 14-18 Maret 2015 ini dihadiri oleh kepala negara dan atau perwakilan pejabat tinggi negara dari berbagai negara di dunia.

Forum ini diadakan beberapa hari setelah Jepang menandai ulang tahun keempat dari gempa 9,0 skala Richter pada 11 Maret 2011 yang memicu tsunami dan menewaskan sekitar 19 ribu orang serta mengakibatkan bencana nuklir. (pit/obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER