Pimpin Sidang Kabinet Paripurna, Jokowi Bahas 7 Agenda

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 04 Mar 2015 11:43 WIB
Agenda tersebut seperti penyerapan anggaran, penggantian pejabat eselon I, inflasi, persiapan e-budgeting, penerapan e-RI, pelabuhan dan strategi kementerian.
Panglima TNI Moeldoko (tengah) bersama Wakapolri Badrodin Haiti (kanan) smenyambut kedatangan Presiden Joko Widodo dalam rapat pimpinan (Rapim) TNI-Polri di Kampus Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Selasa (3/3). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar Sidang Kabinet Paripurna, pada Rabu (4/3) ini. Ada tujuh agenda sidang yang akan dibahas bersama dengan seluruh menteri Kabinet Kerja.

Selain dihadiri oleh menteri Kabinet Kerja, sidang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman, Jaksa Agung M Prasetyo, Wakil Kepala Kepolisian RI Komjen Badrodin Haiti dan Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrachman Mohammad Fachir.

Ketujuh agenda tersebut di antaranya, penyerapan anggaran, penggantian pejabat eselon I, inflasi, persiapan e-budgeting, penerapan e-RI (Registration Identification), pelabuhan dan strategi setiap kementerian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertama, saya akan mengatakan yang berkaitan dengan inflasi. Kami bersyukur pada Januari kemarin terjadi deflasi sebesar 0,24 persen. Kemudian, pada Februari juga deflasi lagi," ujar Presiden Jokowi dalam pembukaan sidang di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (4/2).

Menurut dia, jika deflasi ini bisa dipertahankan, maka inflasi pun mampu ditekan menjadi rendah. "Insya Allah memberikan dampak yang baik pada pertumbuhan ekonomi, terhadap daya beli, dan keringanan masyarakat untuk membeli barang-barang," kata dia.

Jokowi meminta kementerian dan lembaga yang berkaitan dengan sembako untuk memantau kondisi di lapangan setiap hari. "Karena di situlah sebenarnya tinggi dan rendahnya inflasi dimulai," ujar dia.

Jokowi mengambil contoh beras yang belakangan harganya mengalami kenaikan yang tidak sedikit. "Sebetulnya Desember sudah kelihatan dan antisipasi. Januari juga bisa dilakukan tindakan-tindakan. Tetapi, yang pertama, masalah sedikit keterlambatan ditanam atau panennya terlambat," kata dia.

Hal itu, ujar dia, memengaruhi harga beras yang menjadi kurang terkendali. "Tetapi kami yakin, dengan operasi raskin kemarin, saya harapkan maksimal dua minggu, saya yakin (harga beras) akan turun. Ini pembelajaran kami kalau ada sembako yang naik sedikit, tolong dikejar," ujar dia. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER