Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Jokowi menamai kabinetnya sebagai Kabinet Kerja. Harapannya tentu ingin para pembantunya untuk giat bekerja, sebagai mana yang dicontohkannya.
Tapi, bagaimanapun, para menteri itu juga manusia. Mereka perlu istirahat untuk mengendurkan syaraf sebelum kembali berpacu dengan tekanan pekerjaan. Banyak cara dilakukan oleh mereka untuk berakhir pekan. Namun umumnya kombinasi antara bekerja dan berkumpul dengan keluarga.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno adalah salah satu contohnya. Kepada CNN Indonesia, ia mengaku terbiasa menghabiskan akhir pekannya di Kantor Sekretariat Negara, Jakarta Pusat. Selain memang banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, keberadaan keluarga Pratikno di Yogyakarta menjadi alasan lain mengapa ia memilih untuk bekerja pada Sabtu dan Minggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena keluarga di Yogyakarta, selama akhir pekan saya tetap lebih banyak di kantor. (Menyelesaikan) urusan kantor, dengan sedikit kombinasi urusan pribadi," ujar Pratikno, Sabtu (21/3) petang.
Tak melulu bekerja, eks Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga selalu menyempatkan diri untuk berolahraga tiap akhir pekan di kawasan Senayan, Monumen Nasional (Monas), atau bahkan di kantornya. "Sabtu pagi saya olahraga, lari dan renang," kata dia.
Kelar olahraga pagi, imbuh Pratikno, ia biasanya langsung bergegas ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan internal Sekretariat Negara. "Sebagai misal, saat ini saya sedang di kantor," ujar dia.
Seperti kebanyakan orang, peraih gelar doktor di Flinders University, Australia, ini pun melepas penat dengan berkumpul dengan kerabat dan sahabat di malam-malam di akhir pekan. "Kemudian malam silaturahmi dengan kawan dan kerabat. Minggu pagi olahraga lagi, kemudian acara serupa seperti Sabtu," kata dia.
Kesibukan Pratikno memaksanya untuk tidak terlalu sering bertemu dengan keluarga di Yogyakarta. "Pulang ke Yogyakarta di akhir pekan pada saat Presiden di luar negeri," ujar dia. Hal itu pun jika ia tidak diperintahkan untuk mendampingi Presiden dalam lawatan ke luar negeri.
Untuk mengusir kebosanan, pria kelahiran 13 Februari 1962 itu memiliki kebiasaan unik. Ia gemar memotret secara diam-diam (candid) para wartawan yang sedang sibuk menjalankan tugas, seolah ingin 'membalas dendam' karena setiap hari dirinya menjadi obyek jepretan kamera wartawan.
"Itu kebahagiaan yang luar biasa. Memotret teman-teman wartawan yang sedang berjuang memperoleh gambar dan cerita yang indah," kata dia.
Meski tak seintens Pratikno, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan pun mengaku sering menghabiskan akhir pekannya untuk melakukan kunjungan kerja. "Biasanya ke luar kota, kunjungan ke lapangan," ujar dia.
Keberadaan keluarga Ferry di Jakarta membuat kader Partai NasDem ini lebih gampang menghabiskan waktu bersama. "Saya juga sering undang teman-teman ke rumah untuk mengobrol. Kebetulan Minggu ini, teman-teman SD yang ke rumah," kata dia. "Saya juga biasa meminta keponakan untuk kumpul dan bercengkrama dengan mereka, dengar celotehnya, dan juga hadiri undangan pernikahan dari kerabat."
Karena sebelumnya pernah lama bermukim di Kota Bandung, pria kelahiran 16 Juni 1961 ini mengaku masih sering mengunjungi Kota Kembang. "Bandung sebagai kota kedua setelah Jakarta. Kadang juga perjalanan ke Bandung itu juga sangat membuat rileks," ujar dia.
Begitu pula yang terjadi pada Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar. Sesuai dengan nama kementeriannya, ia kerap mengunjungi desa-desa dan daerah tertinggal di seluruh penjuru negeri tiap akhir pekan. "Blusukan setiap akhir pekan. Sekarang ini sedang di Jawa Timur," kata dia.
"Paling bolot main gitar, jadi enggak berkembang. Paling ngulik gitar untuk bikin lagu."Hanif Dhakiri, Menteri Tenaga Kerja |
Dalam kunjungannya itu, ungkap Marwan, biasanya ia meninjau keadaan desa-desa dan daerah tertinggal tersebut sebelum akhirnya membuat catatan akan apa saja yang harus dibenahi. Setelah rampung mengerjakan itu, ia lantas menggelar pengajian dengan masyarakat desa yang ia kunjungi. "Setelah meninjau desa-desa dan ke kampung-kampung, malamnya langsung pengajian," ujar dia.
Tak jauh berbeda dengan rekan kerja lainnya, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengungkapkan, akhir pekannya digunakan untuk melakukan kunjungan kerja ke daerah.
"Biasanya sih kunker ke daerah atau melakukan sidak. Kebanyakan kunjungan kerja, setidaknya dua akhir pekan dipakai untuk itu. Kalau pas tidak kunker atau sidak, biasanya olahraga atau jalan-jalan sama keluarga," kata Hanif. Olahraga yang biasa dilakukannya adalah bersepeda di kompleks perumahan sekitar kawasan Kalibata.
Selain kegiatan yang 'lumrah' dikerjakan menteri Kabinet Kerja tersebut, Hanif juga gemar menjalankan hobinya di akhir pekan, yakni membaca buku, menonton film, dan bermain gitar.
"Yang selalu hampir pasti sih main gitar sama nonton film. Pasti mencari-cari celah waktu untuk bisa melakukannya," ujar dia.
Meski mengaku tak begitu piawai, pria berusia 42 tahun itu masih sering memainkan jari-jarinya untuk memetik gitar, bahkan menciptakan lagu.
"Lumayan walau enggak begitu bisa main gitar. Hitung-hitung belajar. Paling bolot main gitar, jadi enggak berkembang. Paling ngulik gitar untuk bikin lagu," kata dia lalu tertawa.
(hel)