Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintahan Jokow-JK tengah mencari cara untuk memulangkan WNI dari Yaman. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) terkait situasi keamanan di Yaman yang semakin memburuk akibat perang.
"Akan dipulangkan ke Indonesia apalagi jika keadaan semakin berbahaya. Kedutaan sedang memikirkan cara menerbangkan mereka (WNI) ke negara lain," kata JK usai menghadiri Rembuk Pendidikan dan Kebudayaan 2015, Depok, Jawa Barat, Senin (30/3).
JK menjelaskan pemerintah tengah berpikir keras agar WNI di Yaman tetap dalam keadaan aman dan selamat, ditambah lagi banyaknya mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Yaman.
Pernyataan JK ini sekaligus menanggapi dugaan puluhan WNI ditangkap oleh pasukan pemberontak Houthi yang menggeledah beberapa masjid di ibukota Yaman. Hal ini disampaikan oleh seorang mahasiswa Indonesia di Sanaa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muhammad Kholil, mahasiswa Andalus University, Sanaa, kepada CNN Indonesia Sabtu (28/3) mengatakan bahwa Houthi mengepung dan menggeledah masjid dengan mengerahkan 10 kendaraan penuh senjata beberapa waktu lalu. Warga asing di dalamnya langsung ditangkap.
Di antaranya adalah 24 WNI yang ditangkap di tiga masjid; enam orang dari masjid Sunnah di Sawan, 17 orang di masjid Al Fath, Syumailah, dan seorang dari masjid As Syarqoin. Seorang di antaranya, kata Kholil, adalah wanita yang sedang hamil tua.
"Saya berharap KBRI bergerak cepat untuk membebaskan WNI yang ditangkap Houthi. Saya berharap ada usaha yang intensif, karena ada salah satu keluarga ikhwan yang istrinya hamil tua sedang suaminya tidak tahu ada di mana," ujar Kholil.
Menurut Kholil, para WNI itu diduga ditangkap karena tidak memiliki izin tinggal. Dia melanjutkan, para WNI yang ditangkap itu adalah para santri asal Darrul Hadits, Dammaj, yang terusir dari pesantren karena agresi Houthi dan tidak diberikan izin tinggal di Sanaa oleh kelompok Syiah itu.
"Kelompok WNI dari Dammaj mendapatkan tekanan dari Houthi. Mereka tidak diberi izin tinggal, dicekal dan ditangkap. Beberapa terpaksa tinggal di masjid setelah keluar dari Dammaj," jelas Kholil.
(pit)