Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan keprihatinannya atas tewasnya seorang Warga Negara Indonesia (WNI), Ridwan Abdul Havie, di sebuah pertempuran di Kota Idlib, Suriah. Menurutnya, tewas merupakan risiko dalam berperang.
"Siapa saja yang memutuskan untuk berperang maka memungkinkan terkena senjata, misalkan peluru yang mengakibatkan seseorang tewas, itu risiko," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jumat (27/3).
Kalla selanjutnya mengatakan saat ini sebanyak 300 WNI berada di Suriah. Sebelumnya, anak Abu Jibril, Ridwan Abdul Hayie dikabarkan tewas saat berperang di Suriah. Ridwan tewas diterjang peluru dari tank pasukan Suriah saat bertempur Kota Idlib, Suriah.
Baca Juga: Fokus WNI Tewas Berperang di SuriahTewasnya anak keenam Abu Jibril ini dinyatakan oleh putra sulung Jibril, Muhammad Jibril Abdul Rahman dalam laman Facebooknya. "Adikku Ridwan terbunuh syahid Insyaa Allah akibat peluru tank syiah nushairiyah," kata Jibril dalam statusnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abu Jibril merupakan tokoh Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Ia pernah diduga terlibat beberapa peristiwa terorisme.
Sementara itu, pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan di Suriah Ridwan bukan bergabung dengan ISIS. Ridwan bergabung dengan pasukan Jabhat Al Nusra. Al Nusra adalah pasukan yang selama ini memerangi rezim Al Assad di Suriah.
Al Nusra juga kerap disebut sebagai Al Qaeda di Suriah. Al Nusra adalah cabang Al Qaeda di negara yang tengah berkonflik itu.
(utd)