Polri Akui Tidak Bisa Jaga Ketat Jalur Migrasi ISIS

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Rabu, 01 Apr 2015 14:55 WIB
Kepala Bagian Penerangan Umum Kombes Rikwanto mengatakan pihaknya tidak mungkin mengawasi satu persatu orang yang bepergian ke Timur Tengah.
Danrem 042/Gapu Jambi Kolonel Inf Harianto (kanan) didampingi sejumlah tokoh membubuhkan tanda tangan menolak paham ISIS usai Deklarasi Penolakan Paham ISIS di lapangan Korem 042/Gapu, Jambi, Selasa (31/3). (AntaraFoto/ Wahdi Septiawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengaku tidak bisa melakukan penjagaan ketat terhadap jalur yang kerapkali digunakan Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menyeberang ke Suriah dan disinyalir bergabung dengan kelompok terorisme. WNI tersebut, menurut kepolisian, biasanya terbang menuju Turki lalu masuk melalui jalur darat.

Hal tersebut disebabkan oleh ramainya warga Muslim yang menggunakan penerbangan di kawasan Asia Tenggara.

"Tidak bisa, ramai sekali di Asia Tenggara. Malaysia Islam, Brunei juga Islam. Luar biasa kalau bepergian lewat pesawat udara itu," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (4/1).

Karena banyak penganut muslim di Asia Tenggara, Rikwanto menjelaskan, Polri tidak mungkin mengawasi satu persatu orang yang hendak bepergian ke Timur Tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu tidak mungkin, kecuali ada informasi awal, jadi langsung tahu siapa yang harus kami awasi," ujar Rikwanto.

Belum lama ini, 16 warga Indonesia diamankan otoritas Turki karena hendak menyebrang ke Suriah. Kini 12 di antaranya sudah kembali ke Indonesia dan menjalani pembinaan di rumah sosial Bambu Apus, Jakarta.

Ke-16 warga tersebut, setelah diperiksa, diketahui hendak bergabung dengan kepala keluarganya yang sudah berafiliasi dengan ISIS. Namun, karena tidak ditemukan unsur pidana, mereka akhirnya tidak diproses secara hukum.

Belakangan berulang kali terjadi keberangkatan WNI ke Suriah yang diduga hendak dengan ISIS. Akhir tahun lalu, kepolisian berhasil menggagalkan keberangkatan WNI lewat Bandara Soekarno-Hatta dan Kuala Lumpur, Malaysia.

Selain itu, muncul juga video-video yang menunjukkan orang berbahasa Indonesia terafiliasi dengan ISIS. Di antaranya adalah Abu Jandal yang menantang TNI dan Polri untuk memerangi kelompok teroris tersebut di Suriah.

Ada pula video anak-anak berbahasa Indonesia yang menjalani pelatihan militer bersama ISIS. Hingga saat ini, Polisi belum berhasil mengungkap tokoh di balik video tersebut.

Namun, pekan lalu, Polri sudah menahan sebanyak tujuh orang tersangka yang berperan sebagai perekrut dan fasilitator keberangkatan anggota baru ISIS ke Suriah. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER