Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Hamzah Haz akhirnya angkat bicara soal dualisme kepengurusan yang terjadi di partainya. Ia meminta agar perselisihan antara kubu Djan Faridz/Suryadharma Ali dengan kubu Romahurmuziy segera diakhiri.
“Salah satu harus mengalah. Mengalah itu penting supaya PPP bisa besar dan konfliknya menjadi kecil,” kata Hamzah di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Kamis (2/4).
Hamzah mengatakan telah berupaya menengahi dua kubu bertikai di partainya. Saat ini dia menyerahkan penyelesaikan konflik pada proses hukum yang sedang berjalan.
"Saya selalu untuk berusaha menengahi. Tapi masing-masing kubu berkeras. Jadi biar finalnya nanti di pengadilan," kata Wakil Presiden RI era Megawati Soekarnoputri itu.
Sementara terkait rencana anggota DPR dari Koalisi Merah Putih yang hendak mengajukan hak angket untuk Menteri Hukum dan HAM terkait langkahnya mengesahkan kepengurusan partai padahal belum ada putusan inkrah dari pengadilan, Hamzah berpesan agar DPR mencermati apakah hak angket efektif atau tidak bagi kemaslahatan bangsa.
“Kalau memang hak angket itu untuk keadilan tidak apa-apa. Tetapi apakah efektif atau akan jadi sesuatu yang membuang energi dan hasilnya tidak maksimal,” ujar Hamzah.
Kedatangan Hamzah ke Gedung KPK adalah untuk menjenguk besannya yang kini mendekam di Rumah Tahanan KPK, Fuad Amin Imron. Hamzah hendak memberikan dukungan moril kepada bekas Bupati Bangkalan tersebut.
Menurut Hamzah, Fuad merupakan orang terhormat dan keturunan kiai besar yang telah dianggap sebagai wali, yaitu Syeikhona Mohammad Cholil. Hamzah pun menganggap Fuad seharusnya bisa jadi penerus Cholil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT