Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyebut latihan pasukannya di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, bukan merupakan ajang unjuk kekuatan antara TNI dan Polri.
Ia menjelaskan, Kabupaten Poso memiliki gunung yang bergelombang sehingga dalam permainan taktik para polisi akan kesulitan menembus medan. Oleh sebab itu diperlukan tentara untuk mengatasi kesulitan itu. (baca juga:
Saat Densus & Daeng Koro Baku Tembak, TNI Kepung Gunung Biru)
"Dalam permainan taktik itu, kan di Poso itu gunungnya bergelombang, kemungkinan teman-teman polisi masuk kesana agak sulit. Untuk itu diperlukan TNI untuk mengobrak-abrik situasi di sana. Dengan begitu dia akan keluar dari sarangnya, teman-teman polisi mudah menangkap dia," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (7/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Moeldoko mengungkapkan, taktik seperti ini sedang dikembangkan. Namun, menurutnya, taktik ini tidak perlu disebarkan kepada masyarakat sebelum dilaksanakan.
"Ini taktik yang kami kembangkan. Kan enggak perlu kami
declare ke masyarakat sebelum dilakukan," kata dia. (Baca juga:
Santoso-Daeng Koro Sempat Menantang Densus 88 Perang Terbuka)
Yang jelas, Moeldoko meyakinkan bahwa apa yang telah dilakukan oleh TNI merupakan permintaan dari Polri. "Kami kan komunikasi," ujar dia.
Selain itu, latihan TNI itu juga sudah mendapatkan persetujuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Presiden sudah kami lapori, Beliau setuju. Panglima TNI tidak mau melakukan tindakan sendirian tanpa kontrol pemerintah, enggak dong. Semua undercontrol," kata dia. (Baca juga:
Daeng Koro, Pecatan Kopassus yang Hanya Bisa Main Voli)
(sip)