Menteri Sekretaris Negara Pratikno membenarkan bahwa Sukardi Rinakit menjadi staf khusus (stafsus) kementeriannya. "(Sukardi) jadi stafsus. Yes," ujar Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (8/4).Pratikno mengungkapkan, Sukardi bertugas di bidang politik dan pers. Ia pun telah meminta agar Sukardi segera efektif bekerja.
Meski demikian, mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu membantah bahwa dengan memberikan tugas itu kepada Sukardi, maka secara otomatis akan menjadi juru bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Baca juga: Tiga Deputi Siap Rangkap jadi 'Jubir' Jokowi)
Nama Sukardi Rinakit muncul ke permukaan ketika dia disebutkan menjadi Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) menggantikan Mardiasmo yang sekarang menjadi Wakil Menteri Keuangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penunjukkan Sukardi dilanjutkan penolakkannya menjadi Komisaris Utama BTN membuatnya makin jadi perbincangan. Dia mengatakan sengaja menolak jabatan di BTN, sebab perbankan bukan bidang yang ia kuasai. Sukardi merasa pengetahuannya soal itu sangat minim sehingga justru bisa menghambat kinerja BTN.
Nama Sukardi direkomendasikan sebagai Komisaris Utama BTN oleh Menteri BUMN Rini Soemarno. Hal itu sempat membuat geger karena Sukardi sejak lama diketahui pakar politik, bukan perbankan. Banyak yang menyebut, jabatan di Komisaris Utama terkait dengan peran dia saat Pilpres dulu di mana dia anggota tim sukses Jokowi.
Kementerian BUMN telah mencoba mengkonfirmasinya soal penunjukan dia selaku Komisaris Utama BTN, namun Sukardi kerap tak bisa dihubungi. “Telepon saya belakangan sering hang, maklum ponsel tua,” kata dia.
Sukardi membantah penunjukan dia dan sejumlah tim sukses Jokowi lainnya dalam rangka balas budi. “Itu bukan bagi-bagi kue kekuasaan. Yang jelas saya bukan bankir,” ujarnya.
Sukardi sendiri merupakan pengamat politik sekaligus Direktur Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS). Saat Pilpres kemarin, dia masuk dalam tim sukses Jokowi. Usai penolakan itu, Sukardi kepada CNN Indonesia menyatakan akan mendapatkan posisi sebagai Staf Khusus Mensesneg.
“Saya sudah bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara Pak Pratikno dan saya akan mendapat posisi sebagai Staf Khusus Mensesneg," kata Sukardi. Salah satu tugas Sukardi nantinya ialah membantu membuat pidato Presiden Jokowi. “Ini jelas bidang saya,” lanjutnya. Sebelum bergabung dengan Soegeng Sarjadi Syndicate, Sukardi memang menjadi penulis pidato menteri dalam negeri dan analis politik menteri pertahanan. Latar belakangnya sebagai peneliti terbilang cocok untuk pekerjaan-pekerjaan semacam itu.
Mantan peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta itu mengantongi gelar Doktorandus dari FISIP Universitas Indonesia, Magister dari National University of Singapore, dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dari Political Science Department National University of Singapore.