Jakarta, CNN Indonesia -- Meski Ujian Nasional (UN) tidak lagi menjadi syarat utama kelulusan, beberapa siswa mengaku masih menganggap UN sebagai tes penting yang harus dikerjakan secara serius. Pasalnya, UN masih menjadi salah satu syarat untuk masuk perguruan tinggi negeri serta untuk melamar pekerjaan.
"Nanti nilai UN akan masuk ijazah. Jadi, harus belajar supaya nilainya bagus. Apalagi, ijazah kan digunakan untuk melamar kerja," kata siswa kelas III Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 43 Cipulir, Jakarta Selatan Moch Zuhair Ridho Ramadhan (18), kepada CNN Indonesia ketika ditemui di sekolahnya, Jumat (10/4).
Zuhair memang berniat melamar kerja setelah lulus SMK. Siswa jurusan akuntansi ini berniat melamar kerja di bank. "Bila memungkinkan, mau sambil kuliah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada juga diungkapkan kawan Zuhair, Miya Septiani (17), yang juga siswa kelas III SMK 43. Ia mengatakan serius mempersiapkan diri demi mendapatkan nilai yang memuaskan. "UN penting. Ini salah satu cara mengukur kemampuan siswa," kata Miya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyatakan UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan siswa. Namun, UN masih menjadi salah satu syarat masuk perguruan tinggi.
"Tidak ada istilah lulus dan tidak lulus dalam UN sekarang. Yang ada hanyalah apakah nilai UN sudah mencapai nilai kompetensi yang sudah diharapkan siswa atau belum," kata Anies saat konferensi pers di Gedung Kemendikbud, Jakarta Selatan, Jumat (23/1). Ia menjelaskan nantinya sekolah yang berhak menentukan apakah seorang anak layak lulus atau tidak.
Kepala SMK 43 Elvis Purba mengatakan siswanya harus serius mengerjakan UN lantaran masih menjadi syarat kelulusan yang diperhitungkan. Ia mengatakan ada tiga syarat kelulusan sekolah.
Pertama, siswa harus menyelesaikan semua program pendidikan di sekolah tersebut. Kedua, harus berperilaku baik. Ketiga, harus lulus ujian sekolah. "UN termasuk dalam syarat pertama, yaitu program pendidikan yang harus diselesaikan siswa," katanya.
Adapun, Wakil Kepala Bidang Kurikulum Sekolah Menengah Atas Negeri 70 Bulungan, Jakarta Selatan Sakroni menilai siswa-siswinya tetap serius dalam menghadapi UN tahun ini.
"Saya lihat mereka mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh. Mungkin karena nilai UN masih diperhitungkan untuk masuk ke perguruan tinggi," kata Sakroni.
(ded/ded)