Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi sekolah yang sudah memiliki fasilitas memadai, Ujian Nasional Computer Based Test (UNCBT) dianggap menghemat biaya. Pasalnya, pencetakan soal UN dinilai sangat menguras biaya dan waktu.
“Dulu kan banyak yang protes karena UN anggarannya terlalu besar untuk pencetakan soal. Bayangkan kalau 100 persen sekolah di Indonesia melaksanakan UNCBT, bisa menghemat banyak uang," kata Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 43 Cipulir, Jakarta Selatan, Elvis Purba kepada CNN Indonesia di SMK 43, Jumat (9/4).
Bukan hanya itu, Elvis juga mengatakan UNCBT juga sangat efisien karena tidak membutuhkan banyak pengawas ujian. Bila tahun lalu dibutuhkan 16 pengawas UN, pada tahun ini hanya dibutuhkan empat pengawas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
UNCBT dilaksanakan pada 13-16 April, kemudian dilanjutkan lagi pada 20-21 April. Adapun UNCBT dilaksanakan dalam tiga sesi, yaitu pada pukul 07.30-09.30, 10.30-12.30, dan 14.00-16.00.
Di SMK 43, digunakan dua ruangan untuk pelaksanaan UNCBT. Tiap ruangan memiliki 25 komputer. "Setiap ruangan memiliki dua pengawas. Sementara, jumlah total siswa yang akan mengikuti UNCBT di SMK 43 adalah 143 orang," kata Elvis.
Ia mengatakan telah menyiapkan lebih dari 20 komputer lainnya sebagai cadangan apabila terjadi error pada komputer yang akan dipergunakan untuk UNCBT. Selain itu, pemerintah juga akan mengirimkan soal ujian dalam bentuk kertas sebagai langkah antisipasi bila terjadi error pada sistem UNCBT.
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 70 Bulungan, Jakarta Selatan, menyiapkan tiga ruangan untuk pelaksanaan UNCBT. Sebanyak 350 orang siswa kelas III yang terdiri dari 261 siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan 89 siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), akan mengikuti UNCBT mulai Senin (13/4) depan.
"Setiap ruangan terdiri dari 40 komputer, di mana kami siapkan pula sepuluh komputer lainnya sebagai cadangan di tiap-tiap ruangan," kata Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMAN 70 Bulungan Sakroni kepada CNN Indonesia saat ditemui di SMAN 70, Jumat (10/4).
Sakroni pun mengatakan pihaknya tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk melaksanakan UNCBT. "Kami hanya mengeluarkan uang untuk beli beberapa
mouse atau
keyboard baru untuk mengganti yang rusak," kata Sakroni.
Menurutnya, sekolah yang sudah terfasilitasi dengan baik akan merasa UNCBT sebagai terobosan pemerintah yang sangat menghemat anggaran pendidikan. "Lain lagi halnya dengan sekolah yang tidak punya komputer. Pasti akan memerlukan banyak biaya," ujarnya.
Ia menambakan, "UNCBT bagus karena pemerintah tidak harus mengeluarkan kertas begitu banyak, dan tidak memerlukan pengawas ujian dalam jumlah banyak. Selain itu, sekolah juga dimudahkan karena tidak harus menjaga soal sampai harus piket malam."
(ded/ded)