Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyatakan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Jayapura, Papua sempat mengalami mati listrik saat sedang menyelenggarakan Ujian Nasional
Computer Based Test (UNCBT).
Namun, Anies mengatakan tidak ada masalah berarti dari kejadian tersebut sebab listrik tak lama langsung menyala. "Saat menyala, jawabannya tidak hilang, melainkan masih tersimpan," kata Anies saat diwawancarai seusai tinjauan UN di kawasan Depok, Jawa Barat, Senin (13/4).
Menurut Anies, jawaban yang tetap tersimpan meski komputer telah mati merupakan salah satu tanda bahwa sistem UNCBT memuaskan. Siswa tidak harus mengerjakan dari awal, melainkan lanjut mengerjakan soal berikutnya.
(Lihat Juga: FOKUS Cara Baru Ujian Nasional)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud Nizam memaparkan listrik mati sekitar 20 menit. "Saat listrik mati, situasinya adalah hampir semua siswa sudah selesai mengerjakan UN. Hanya satu atau dua orang yang belum selesai," ujarnya.
Nizam juga berpendapat kejadian itu tidak lantas membuat pelaksanaan UNCBT pada sesi selanjutnya terganggu. Alasannya, jeda waktu antara sesi satu dengan sesi setelahnya cukup lama. "Tidak terganggu, soalnya rentang waktu antara sesi satu dengan kedua cukup lama," kata Nizam.
Nizam mengatakan sekolah tersebut memang tidak memiliki genset. Namun, tetap diperbolehkan menyelenggarakan UNCBT. "Kami tidak mau sekolah-sekolah jadi beramai-ramai membeli genset hanya untuk melaksanakan UN CBT," ujarnya.
Sejauh ini, Anies mengatakan baru mendapatkan satu laporan mati listrik saat pelaksanaan UNCBT dari Papua. "Hari ini ada sekitar 2,8 juta siswa yang mengikuti UN. Kami harapkan para siswa mengerjakan UN dengan tingkat kejujuran tinggi," katanya.
(Lihat Juga: Tinjau UN, Ahok Tekankan Kejujuran kepada Siswa)Sebelumnya, pelaksanaan UN CBT di Kota Jayapura sempat mengalami hambatan listrik mati mulai pukul 09.20 WIT hingga 09.34 WIT. Akibat pemadaman tersebut, sebanyak 756 pelajar dari SMK 2, SMK 3 dan SMK 5 terlambat mengerjakan soal Ujian Nasional, seperti dilansir dari Antaranews.com.
(utd)