3 Syarat Utama Sekolah Bisa Ikut UN CBT

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Senin, 13 Apr 2015 10:03 WIB
Pengamat pendidikan Darmaningtyas mengatakan syarat tersebut menyebabkan jumlah sekolah yang berpartisipasi dalam UN CBT tahun ini masih rendah.
Sejumlah peserta Ujian Nasional (UN) berbasis komputer sesi II (dua) mengisi waktu dengan belajar di ruang laboratorium tehnik di SMK Negeri 1, Jakarta, Senin (13/4). (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ujian Nasional berbasis komputer dilaksanakan di Indonesia secara serentak pada 2015 ini. Menurut pengamat pendidikan Darmaningtyas ada tiga persyaratan utama yang mesti dipenuhi sekolah untuk dapat mengikuti pelaksanaan UN CBT.

Darmaningtyas mengatakan syarat pertama adalah jaringan listrik di wilayah sekolah tersebut harus andal. Hal tersebut, katanya, untuk menghindari risiko pemadaman listrik saat UN CBT berlangsung.

Saat berita ini diturunkan, listrik di Kota Jayapura mengalami pemadaman pada pukul 09.20 WIT hingga 09.34 WIT. Pemadaman tersebut mengakibatkan 756 pelajar dari SMK 2, SMK 3 dan SMK 5 mengalami hambatan mengisi soal UN lewat komputer, sebagaimana dilansir dari Antaranews.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Baca Juga : FOKUS Cara Baru Ujian Nasional)

"Oleh karena itu, mesti ada jaminan dari PLN dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk menjamin tidak adanya pemadaman saat UN CBT berlangsung, " kata Darmaningtyas saat dihubungi CNN Indonesia, Senin (13/4).

Selain, jaminan listrik, Darmaningtyas juga menilai sekolah mesti memiliki fasilitas komputer yang memadai dengan perbandingan 1 komputer bisa dipakai untuk 3 siswa.

"UN CBT akan ada 3 shift. Jadi, jumlah komputernya mesti cukup dengan rasio 1: 3. 1 komputer untuk 3 siswa," ujar dia.

(Lihat Juga: Tinjau UN, Ahok Tekankan Kejujuran kepada Siswa)

Lebih jauh lagi, dengan adanya perubahan sistem teknologi yang lebih maju, sekolah juga diharapkan menyediakan guru IT untuk membantu mengawasi jalannya UN CBT. Hal tersebut untuk meminimalisir dampak gangguan berkaitan dengan komputer atau server selama proses ujian berlangsung.

"Syarat tersebut yang belum bisa dipenuhi sekolah yang saya kira mengapa baru sedikit sekolah yang ikut. Namun, sebagai langkah awal, saya apresiasi uji coba UN basis komputer ini," kata dia menegaskan.

(Lihat Juga: Meski Tak Lagi Multak, Siswa Tetap Anggap Serius UN)

Pada Senin (13/4) ini sebanyak 170 ribu siswa dari 724 sekolah di 129 kabupaten/kota di 27 provinsi mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional berbasis komputer. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada Senin ini juga mengadakan tinjauan pelaksanaan UN di beberapa sekolah di wilayah DKI Jakarta, seperti diantaranya di SMK 27, SMA Santa Ursula dan SMKN 20. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER