Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berencana mengumpulkan pejabat pemerintahan untuk mendata tempat prostitusi di ibu kota, menyusul peristiwa pembunuhan Dedeuh Alfisyahrin alias Tata Chubby di sebuah kamar kos di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (11/4) lalu.
"Saya sudah izin pada Pak Gubernur, kami akan mengumpulkan RT, RW, lurah dan camat untuk mendata tempat prostitusi," ujar Djarot di Balai Kota Jakarta, Kamis (16/4).
Menurut Djarot, langkah ini perlu diambil mengingat kendali masyarakat di lingkungan kini mulai melonggar, misalnya mengenai aturan tamu wajib lapor 1x24 jam. Akibatnya, Djarot menduga, muncul tempat-tempat prostitusi terselubung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Wali Kota Blitar ini berpendapat tempat kos yang menjadi lokasi pembunuhan Tata sebenarnya merupakan tanggung jawab pemiliknya. Menurutnya, apabila pemilik tempat melaporkan Tata sebagai penyewa kos ke RT dan RW setempat, peristiwa naas itu kemungkinan besar dapat dihindari.
"Pemilik rumah itu wajib mendaftarkan siapa yang menyewa kos, apa pekerjaannya dan dari mana asal usulnya. Supaya kalau terjadi apa-apa lebih cepat menangani," ujar Djarot.
Oleh karena itu, Djarot menilai peran masyarakat sangat penting dalam mengantisipasi peristiwa pembunuhan seperti yang dialami Tata.
Sebelumnya, Tata ditemukan tewas di kamar kosnya di Jalan Tebet Utara 15C Nomor 28 RT 007/10, Tebet Timur, Jakarta Selatan, Sabtu malam (11/4).
Saat ditemukan di kamar kos yang dia sewa seharga Rp 2 juta per bulan, Tata ditemukan tanpa busana. Setelah ditelusuri, Tata ternyata merupakan pekerja seks komersial yang menyalurkan jasanya melalui akun media sosial Twitter.
(utd)