Jakarta, CNN Indonesia -- Batik Air LD 6171 jurusan Ambon-Jakarta non-stop terpaksa mendarat darurat di Bandara Makassar, Jumat (17/4). Pendaratan dilakukan karena pesawat Airbus 320 yang membawa 125 penumpang dan 8 kru itu mendapat ancaman bahwa ada bom yang siap meledak di pesawat itu. Ancaman dikirimkan melalui sebuah pesan singkat atau SMS.
Kabareskrim Komisaris Jenderal Budi Waseso saat ditemui di Istana Negara saat pelantikan Kapolri di Istana Negara mengatakan, polisi masih mengumpulkan data dan informasi terkait ancaman bom tersebut. “Informasinya masih dikumpulkan soal itu,” katanya.
Komjen Budi Waseso menyatakan, jika infomasi yang didapatkan dinilai sudah mencukupi, polisi pasti akan menindaklanjuti untuk menemukan siapa pelaku ancaman bom tersebut. “Nanti kita tindak lanjuti,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Direkut Operasional Batik Air, Capt. Daniel Putut menyatakan, ancaman SMS bom ini telah dilaporkan ke polisi. Polisi, tutur dia, tengah menyelidiki siapa orang yang mengirimkan SMS ancaman mengerikan ini. “Kami sudah melaporkan ancaman ini ke polisi,” katanya.
Daniel mengungkapkan, polisi tengah melacak nomor yang digunakan untuk mengirim SMS ancaman bom terhadap Batik Air yang mengangkut 125 penumpang dan 8 kru pesawat. “Kami tentu saja sudah melapokan pula nomor pengirim SMS tersebut. Tetapi ya tidak bisa kita bagi. Itu bagian dari penyelidikan kepolisian,” lanjutnya.
Berdasarkan informasi dari laman detik.com, hasil pemeriksaan terhadap pesawat tersebut yang dilakukan oleh Tim Gegana Polda Sulselbar dan TNI Angkatan Udara, tidak ditemukan bom dalam pesawat tersebut. Hanya saja, saat pemeriksaan, sempat mencuriga sebuah koper sebagai bom yang berada di pesawat tersebut.
"Koper itu berisi kamera, baterai, dan charger," kata Danlanud Sultan Hasanuddin-Makassar, Marsekal Pertama TNI Tamsil G Malik, di Bandara Makassar, Jumat (17/4/2015). Tamsil didampingi Kapolres Maros AKBP Hotman Sirait, dan GM PT Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Yanus Suprayogi.
Dalam penyisiran pesawat, sebanyak 200 personel Gegana dan TNI AU dikerahkan. Seisi pesawat diperiksa, mulai dari kursi, bagasi hingga koper. Butuh 2 jam untuk memeriksa isi pesawat Airbus seri A-320 tersebut.
(hel)