Jakarta, CNN Indonesia -- Deputi II Kantor Staf Kepresidenan Bidang Pengelolaan dan Kajian Program Prioritas Yanuar Nugroho mengatakan, Presien Joko Widodo akan berpidato dua kali dalam penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika. Dalam pidatonya nanti, Jokowi menurut Yanuar akan memberikan pesan kepada dunia soal pentingnya tata dunia yang adil dan seimbang.
"Agar pidato KAA tidak hanya normatif, tetapi memberi pesan yang jelas pada dunia internasional," kata Yanuar di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/4).
Beberapa poin yang akan disampaikan Presiden dalam pidatonya nanti, ungkap Yanuar, secara umum mencakup permasalahan solidaritas ekonomi, politik, dan budaya. Namun, detail permasalahan menurutnya masih harus digodok lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pidato Presiden disusun secara bersama oleh Kementerian Luar Negeri, Kementerian Sekretariat Negara, dan Sekretariat Kabinet. Yanuar mengatakan, Presiden akan menyampaikan dua pidato besar dalam penyelenggaraan KAA nanti.
"Pertama, pembukaan konferensi di JCC Jakarta. Kedua, ketika peringatan di Bandung tanggal 24," ujar Yanuar.
Di Jakarta KAA akan diselenggarakan sejak 19 hingga 23 April. Di ibu kota, KAA akan diisi beberapa pertemuan mulai dari pertemuan tingkat pejabat tinggi, pertemuan tingkat menteri, hingga pertemuan kepala pemerintahan. (Baca juga:
Jelang KAA, Baru 34 Pemimpin Negara Dipastikan Hadir)
Sementara di Bandung peserta akan memperingati 60 tahun KAA. Peserta akan akan diajak napak tilas KAA pertama di Bandung.
Di Bandung nanti, pidato Presiden, kata Yanuar akan lebih berisi tentang memori 60 tahun lalu. "Semangat seperti saat itu sampai sekarang diwujudkan lagi. Misalnya, mengingatkan 60 tahun lalu pemimpin-pemimpin Asia Afrika berkumpul menghadapi tantangan jaman itu," ujarnya.
Tahun 1955 saat KAA pertama kali digelar, baru tiga negara Afrika yang merdeka. Karena itu Jokowi nanti akan lebih banyak bercerita soal perubahan yang sudah terjadi, pencapaian, serta kerja sama yang selama ini terjalin antara negara-negara Asia-Afrika.
Yanuar mengaku belum tahu akan seberapa panjang pidato yang tengah dibuat itu. Yang jelas, tim penyusun pidato sudah mengetahui karakteristik Jokowi yang tidak mau berlama-lama ketika berpidato. (Baca juga:
26 Ribu Personel Dikerahkan untuk Amankan Peringatan KAA)
"Kami paham Presiden, tidak mau berlama-lama, tidak mau formalistik, tidak mau normatif. Jadi singkat, padat, dan pesannya sampai. Bahwa KAA ini akan membawa pesan baru, keseimbangan global, dan keadilan global," ujar dia.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo berharap pidatonya nanti jangan normatif. Ia berharap pidato yang dibuatkan untuknya benar-benar menunjukan pesan pada dunia internasional. Jokowi ingin menunjukan bahwa selama ini masih ada ketimpangan global.
Ia berharap bisa menyampaikan soal tatanan baru dunia, keseimbangan global dan keadilan global. "Sekarang ini United Nations tidak memuat pesan itu," kata Jokowi. Baca juga:
Jokowi akan Bicara Soal Ketimpangan Global dalam Pidato KAA)
(sur)