Ironi di Balik Nama Terpidana Mati Mary Jane

Yoko Sari | CNN Indonesia
Senin, 27 Apr 2015 14:18 WIB
Mary Jane adalah kata slank bahasa Inggris dari marijuana atau ganja. Nama lainnya dalam bahasa Spanyol adalah Maria Juana.
Keluarga terpidana mati asal Filipina Mary Jane Fiesta Veloso, melakukan kunjungan ke Lapas Besi Nukambangan, melalui dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Sabtu (25/4). (Antara Foto/Idhad Zakaria)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada 2010 Mary Jane tertangkap tangan di bandara Adi Sucipto, Yogyakarta, membawa 2,6 kilogram heroin. Setelah melalui proses hukum, dia pun dijatuhi hukuman mati dan akan segera dieksekusi setelah permohonan grasinya ditolak Presiden Joko Widodo. Eksekusinya telah ditetapkan tanggal 28 April 2015.

Ada yang mendukung. Ada yang menentang. Ada perdebatan. Saya mengerti: persoalan hidup mati tidak pernah sederhana. Apalagi ketika itu terkait dengan pengambilan hak hidup ‘’secara paksa’’.

Maafkan kalau saya dianggap tidak sensitif dan miskin empati karena memilih menyoroti persoalan yang berbeda. Namun saya tak bisa mengelak untuk melihat ironi dari nama terpidana dan kasus yang menimpanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mary Jane adalah kata slank bahasa Inggris dari marijuana atau ganja. Nama lainnya dalam bahasa Spanyol adalah Maria Juana. 

Kata ini banyak digunakan oleh sejumlah penyanyi, mulai dari Rick James dengan lagu Mary Jane hingga Lady Gaga dengan lagu Mary Jane Hollands.

Apakah Mary Jane Fiesta Velosi seorang terpidana mati narkoba yang tertangkap tangan membawa 2,6 kilogram heroin ini hanya kebetulan saja bernama depan Mary Jane yang memiliki arti lain marijuana? 

Jika ini nama aslinya, saya yakin hanya kebetulan karena Mary adalah nama baptis umat Katolik yang banyak dipakai. Dan Mary Jane adalah paduan nama yang jamak dipakai terutama di negara Anglo Saxon.

Fakta yang kebetulan ini menimbulkan pertanyaan mengenai makna nama dan keputusan orangtua memberi nama anak mereka.

Dalam lakon Romeo and Juliet Shakespeare menulis “what is in a name?” yang digumamkan olehJuliet untuk menggambarkan bahwa baginya nama hanya satu kesepakatan buatan dan tidak memiliki arti. Bahwa Juliet mencintai seseorang bernama Montague (Romeo), bukan mencintai nama Montague dan nama keluarga Montague. 

Juliet boleh mengatakan bahwa nama seseorang tidak memiliki arti untuk perasaannya, tetapi di sisi lain nama seseorang hampir dipastikan memiliki makna tersendiri. Paling tidak bagi si pemberi nama. 

Orangtua pada umumnya memberi nama anak mereka dengan latar belakang tertentu. Misalnya jika sang anak lahir di bulan Ramadhan, ada orang tua yang menamai anak mereka Ramadhan atau Ramadhani. 

Ada juga orang tua yang memberi anak mereka karena ingin anak mereka menjadi orang yang baik dan berbakti, misalnya Saleh.

Tetapi ada juga orang tua yang memberi nama anak mereka dengan mengambil nama dari tokoh terkenal atau tokoh-tokoh dalam buku fiksi. Saya pernah mengenal orang bernama Edmond Dantes tokoh dalam buku The Count of Monte Cristo karya Alexander Dumas.

Bahkan nama saya pun diambil dari buku cerita silat karya Gan K.L.

Sayangnya, seringkali para orangtua seringkali tidak mengindahkan dampak nama anak mereka di masa depan. Banyak anak yang setelah dewasa tidak merasa nyaman dengan nama pemberian orangtua mereka karena selalu mendapat pertanyaan dari orang lain mengenai nama yang aneh atau tidak umum. 

Saya seringkali dipanggil Joko, karena Yoko bukan nama yang umum di Indonesia. Lebih sering lagi dipertanyakan apakah saya keturunan Jepang karena nama saya ini. 

Tidak mengherankan jika ada beberapa negara di dunia yang melarang orangtua memberi nama aneh kepada anaknya, biasanya melalui keputusan pengadilan ketika orangtua memperkarakan penolakan pemberian akte kelahiran karena nama yang dianggap bisa mempersulit sang anak di masa depan. 

Negara-negara itu, antara lain Selandia Baru, Swedia, Malaysia, Spanyol, Norwegia dan Tiongkok. 

Selandia baru menolak permohonan akte kelahiran untuk anak yang dinamai Talula Does the Hula, Fish and Chips untuk anak kembar, dan Number 16 Bus Shelter. 

Di Swedia, ada orangtua yang mencoba menamai anak mereka IKEA, Metallica dan Q. Google. 

Nama yang dilarang di Malaysia antara lain Chow Tow yang berarti kepala bau dan Woti yang berarti berhubungan seksual. 

Lalu apakah nama Mary Jane harus juga dimasukkan dalam daftar nama-nama yang dilarang? Langkah yang mungkin harus dipikirkan lebih jauh terlebih jika kemudian ketika dewasa perempuan bernama Mary Jane tersangkut kasus narkoba dan membuat banyak orang tersenyum melihat ironi yang muncul. 

Ada baiknya juga para orangtua berpikir masak-masak sebelum memberi nama eksentrik untuk anak mereka. Jangan sikap eksentrik orangtua menjadi beban sang anak di masa depan. (dlp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER