Jokowi Cari Tahu soal Penyerahan Diri Perekrut Mary Jane

Resty Armenia | CNN Indonesia
Selasa, 28 Apr 2015 15:17 WIB
Lembaga advokasi buruh migran, Migrant Care, datang langsung ke Istana menyampaikan kabar terbaru soal kasus Mary Jane. Istana mencoba mengkonfirmasi.
Dukungan warga Filipina untuk Mary Jane Veloso. (Reuters/Bobby Yip)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Jokowi telah mengetahui kabar tentang penyerahan diri perekrut terpidana mati kasus narkoba asal Filipina Mary Jane Fiesta Veloso pagi tadi, Selasa (28/4). (Baca: Perekrut Terpidana Mati Mary Jane Serahkan Diri ke Polisi)

Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menyatakan salah seorang perwakilan lembaga advokasi buruh migran, Migrant Care, menyampaikan kabar itu langsung kepada Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Menurut Andi, saat ini pemerintah Jokowi harus lebih dulu mengkonfirmasi kabar tersebut. “Kami sedang meminta pihak-pihak terkait untuk melakukan konfirmasi. Nanti pemerintah akan melakukan langkah-langkah lanjutan,” kata Andi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyerahan diri perekrut Mary Jane, Maria Kristina Sergio, yang kemungkinan bisa memunculkan bukti baru, ujar Andi, memang bisa saja mengubah keputusan hukum. “Namun itu tergantung dari bagaimana konfirmasi itu menghasilkan konsekuensi dari sisi hukum," katanya.

Ahli kajian strategis itu mengaku pihak Istana sesungguhnya belum tahu kapan Mary Jane akan dieksekusi. "Di kami tidak ada yang tahu kapan dieksekusi. Tidak tahu soal itu," kata dia. Padahal eksekusi yang akan digelar malam nanti telah ramai dibicarakan.

Simak FOKUS: Bergerak Menuju Regu Tembak

Sebelumnya, dikutip dari media Filipina The Inquirer, Maria Kristina Sergio yang juga dikenal dengan nama Mary Christine Gulles Pasadilla menyerahkan diri ke Kantor Polisi Nueva Ecija di Cabanatuan, Filipina, sekitar pukul 10 pagi.

Kisah tragis Mary

Mary Jane, menurut Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan RI, ialah korban. Wakil Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah menceritakan kisah hidup Mary Jane yang berliku sampai berakhir di penjara.

Mary Jane, ujar Yuniyanti, merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga dan perdagangan manusia. Dia berasal dari keluarga miskin di Filipina. Keluarganya pengumpul dan penjual barang bekas. Tak heran Mary jane putus sekolah. Ia hanya mengenyam bangku pendidikan sampai tingkat SMP.

Mary Jane menikah dini pada usia 16 tahun. Sial, ia menjadi korban kekerasan oleh suaminya sendiri, pun harus berperan sebagai kepala keluarga. Mary Jane lantas menjadi buruh Migran di Dubai, Uni Emirat Arab. “Ia pernah hampir diperkosa di sana,” kata Yuniyanti.

Usai insiden itu, Mary dirawat sebulan di rumah sakit. Ia kemudian memutuskan untuk kembali ke negara asalnya, Filipina. Namun ia lagi-lagi menjadi pekerja migran dan direkrut oleh tetangganya, Kristina, untuk bekerja di Malaysia sebagai pembantu rumah tangga secara ilegal.

Untuk ke Malaysia, Mary Jane menggadaikan motor dan ponselnya. Itu pun masih kurang untuk menutupi biaya keberangkatan sehingga  gaji Mary di Malaysia menurut Kristina bakal dipotong selama tiga bulan pertama.

Namun setibanya di Kuala Lumpur, pekerjaan yang dijanjikan ternyata sudah tak lagi tersedia. Mary lalu diminta Kristina untuk ke Indonesia. Ia dijanjikan bakal segera dipekerjakan sekembalinya dari Indonesia. “Namun ia ditipu dan malah dijadikan kurir narkotik,” ujar Yuniyanti.

Ketika hendak ke Indonesia, tepatnya Yogyakarta, Mary Jane dibekali uang US$500 dan diberi tas untuk menyimpan pakaian dan peralatan pribadinya. Namun tanpa sepengetahuan Mary, kata Yuniyanti, dimasukkan pula heroin 2,6 kilogram ke dalam tas itu. Begitu mendarat di Bandara Adisucipto, Mary ditangkap oleh otoritas Indonesia.

Lobi tingkat tinggi Presiden Filipina Benigno Aquino ke Presiden Jokowi di sela pertemuan KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Senin (27/4), tak berhasil mengubah pendirian Jokowi yang sebelumnya menolak permohonan grasi Mary.

Jokowi meminta publik untuk tak hanya menyoroti eksekusi mati, namun kejahatan narkotik yang setiap tahunnya memakan ribuan korban jiwa. (Baca: Jokowi Isyaratkan Mary Jane Tetap Dieksekusi Mati)

Tim kuasa hukum Mary Jane kini berharap Jokowi dapat mengambil kebijakan baru menyusul penangkapan Kristina si penjebak Mary. (Baca: Perekrut Mary Jane Serahkan Diri, Tim Tunggu Kebijakan Jokowi) (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER