Jaksa Palsu Pemeras Pejabat Tertangkap Tangan di Blok-M

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Selasa, 28 Apr 2015 19:55 WIB
Dari pemeriksaan sementara, jaksa-jaksa palsu itu diduga menyamar untuk memeras Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Barat.
Kapuspenkum Kejaksaan Agung, Tony T Spontana mengungkapkan penangkapan atas dua orang yang mengaku sebagai jaksa. Kedua jaksa palsu tersebut menyamar untuk melakukan pemerasan. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua orang yang mengaku sebagai jaksa tertangkap tangan oleh tim Intelijen Kejaksaan Agung di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (28/4). Mereka diduga melakukan tindak pemerasan terhadap Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Barat berinisial AS.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Tony Spontana mengungkapkan, S mengaku berprofesi sebagai guru SD di Lombok Barat, sedangkan LST adalah anggota lembaga swadaya masyarakat pemerhati korupsi.

Saat ditangkap, pelaku mengenakan baju seperti seragam jaksa dan juga ikat pinggang yang berlambangkan Kejaksaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini masih dilakukan pemeriksaan untuk ditentukan apakah akan disangkakan dengan pasal tindak pidana korupsi atau umum," kata Tony.

Kedua pelaku mengaku berperan sebagai jaksa yang dapat membantu mengurus perkara AS. Kepala Dinas Perhubungan itu, menurut Tony, sedang terbelit kasus pembangunan proyek dermaga yang diusut Kejaksaan Negeri setempat.

Modusnya, para pelaku membuat surat palsu untuk menghadap Jaksa Agung Muda Pidana Khusus, Widyo Pramono. Dalam surat itu, digunakan kop surat Kejaksaan Agung dan dicantumkan tanda tangan palsu Direktur Penyidikan, Maruli Hutagalung.

Kejaksaan belum menghitung keuntungan yang diraup para pelaku atas perbuatan tersebut. Namun, menurut Tony, keuntungan diambil dalam jumlah besar dan diduga telah dilakukan lebih dari satu kali.

Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, di antara barang bukti yang ditunjukkan terlihat uang yang diperkirakan berjumlah jutaan Rupiah. Selain itu, ada juga uang US$1.000 yang dilaminating dengan plastik.

"Pelaku tahu AS sedang terlilit kasus korupsi karena salah satunya bekerja di LSM pengamat korupsi," kata Tony.

Tony enggan berkomentar lebih jauh mengenai kasus yang terkait dengan AS. Namun, Tony memastikan kasus tersebut masih berstatus penyelidikan dan AS belum ditetapkan sebagai tersangka. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER