Kejagung Tegaskan Tak Umumkan Waktu Eksekusi Mati

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Selasa, 28 Apr 2015 15:35 WIB
Juru Bicara Kejaksaan Agung Tony Spontana mengatakan, pengumuman waktu eksekusi seperti tahap I lalu malah bisa menimbulkan gangguan.
Myuran Sukumaran and Andrew Chan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali saat menghadapi persidangan pada 27 Desember 2005 silam. (REUTERS/Bagus Othman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kejaksaan Agung menyatakan tidak akan mengumumkan secara resmi waktu pelaksanaan eksekusi mati gelombang kedua yang diperkirakan akan berlangsung dalam waktu dekat.

Menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum Tony Spontana, Kejaksaan mempertimbangkan pengalaman yang didapat dari eksekusi mati gelombang pertama, awal tahun ini. "Saat disebut tanggalnya malah mengganggu," ujarnya, Selasa (28/4).

Tony tidak menyebutkan secara spesifik gangguan apa yang dimaksud. Namun, dia sempat menyebut pertimbangan ini diambil dengan tujuan untuk menghindari penyusup di lokasi eksekusi mati. (Baca juga: Regu Tembak Siap Eksekusi Sembilan Terpidana Mati)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itu, dengan tujuan untuk menjaga keamanan dan kelancaran pelaksanaan eksekusi mati, keterangan resmi baru akan diberikan setelah pelaksanaan eksekusi.

Walau Kejaksaan terus bungkam mengenai waktu pelaksanaan, pengacara terpidana mengaku sudah menerima notifikasi 72 jam yang menyatakan eksekusi akan dilaksanakan dini hari nanti (29/4).

Selain itu, berdasarkan pantauan CNN Indonesia di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, sebanyak 12 ambulans sudah disiagakan sejak pagi hari tadi. Sembilan di antaranya berisi peti mati berkain putih, sesuai dengan jumlah terpidana yang akan dieksekusi. (Baca fokus: Bergerak Menuju Regu Tembak)

Belum lagi, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Nur Ali juga telah memastikan regu tembak siap mengeksekusi para terpidana. "Regu tembak siap, ada 14 orang tiap tim dikali sebanyak itu (sembilan terpidana)," ujarnya.

Sembilan terpidana mati yang akan dieksekusi di antaranya adalah tiga warga Nigeria, Jamiu Owolabi Abashin yang lebih dikenal sebagai Raheem Agbage Salami, Okwudili Oyatanze, dan Silvester Obiekwe Nwolise. Ada pula Rodrigo Gularte dari Brasil, Martin Anderson dari Nigeria, dan Zainal Abidin dari Indonesia. Selain itu, terdapat duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Seluruh terpidana mati kini diisolasi di LP Besi. (Baca juga: Eksekusi Mati Tinggal Hitungan Jam, 12 Ambulans Disiapkan) (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER