Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Harian Partai Demokrat Syarif Hasan menampik tuduhan Gede Pasek Suardika yang menyebut penyelenggaraan Kongres Demokrat bulan depan, Mei, dikuasai oleh kroni Susilo Bambang Yudhoyono. Salah satunya, kata Pasek, terlihat dari Ketua Panitia Kongres yang dijabat oleh Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang merupakan putra SBY. (Baca:
Kroni SBY Galang Dukungan, Pasek Tetap Maju Calon Ketum)
“Saya bilang tegas, itu tidak benar. Itu tudingan sembarangan. Sejak tahun 2010, tradisi di Demokrat itu Ketua OC (
Organizing Committee) dipegang oleh Sekretaris Jenderal, terlepas dari siapa dia dan apapun latar belakangnya,” kata Syarif kepada CNN Indonesia, Kamis (30/4).
Sementara Sekretaris Jenderal Demokrat ialah Ibas Yudhoyono. “Ibas itu Sekjen Demokrat dari 2010. Dia bahkan sudah jadi kader partai sejak 2004, sebelum Pasek masuk. Keliru kalau dia dibilang kroni. Kebetulan saja dia anaknya SBY,” ujar Syarif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah itu juga membantah ada permintaan tanda tangan dukungan di atas materai untuk SBY, Ketua Umum Demokrat yang bakal mencalonkan diri lagi untuk memimpin Partai Demokrat.
“Mana ada kami paksa-paksa kader sampai bikin surat dukungan di atas materai?” kata Syarif.
Sebelumnya, Pasek mengatakan seluruh Dewan Pimpinan Cabang dan Dewan Pimpinan Daerah Demokrat di Kalimantan, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta telah disodori surat berbubuhkan materai untuk mendukung SBY.
Menurut Pasek, mereka yang tidak mau mendukung SBY akan dianggap hilang suaranya dalam pemilihan ketua umum di Kongres Demokrat.
Pasek mengemukakan hal itu terkait rencananya untuk maju sebagai calon Ketua Umum Demokrat. Sahabat karib mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum itu berniat menantang SBY dan belakangan rutin menjenguk Anas untuk meminta arahan terkait strategi pertarungan bursa ketua umum.
Segala ucapan Pasek itu dicibir Syarif. “Pasek itu siapa? Mengaku kader Demokrat, padahal dia sekarang di DPD (Dewan Perwakilan Daerah RI) sehingga tak bisa bicara mewakili Partai Demokrat. Siapa juga mau mendukung dan mencalonkan dia,” ujarnya.
Perseteruan Pasek dengan elite Demokrat sudah berlangsung sejak Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka kasus gratifikasi –perkara yang membuatnya meletakkan jabatan Ketua Umum Demokrat dan berhenti dari Demokrat.
(agk)