Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso mengatakan, gedung yang digunakan lembaga saat ini telah melebihi kapasitas. Akibatnya, kata Budi, gedung Bareskrim sewaktu-waktu dapat runtuh.
"Jadi ada kerawanan bangunan ini akan ambruk karena sudah ada beberapa bagian yang retak," kata Budi di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (29/5).
Budi memaparkan, gedung Bareskrim yang berada di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, sebenarnya hanya dapat menampung 300 orang. Namun sekarang gedung yang dibangun pada tahun 1954 tersebut harus menopang aktivitas ribuan pegawainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapasitasnya hanya untuk 300 orang tapi sekarang anak buah saya itu 1643 orang. Situasi sekarang sudah tidak memadai. Tidak memungkinkan," ucapnya.
(Baca juga: Bareskrim Berencana Pindah Kantor ke Tanah Abang)Tak hanya soal kelebihan kapasitas, Budi juga khawatir lantai empat kantor Bareskrim yang didirikan tidak sesuai konstruksi akan menyebabkan keruntuhan.
Budi menuturkan, institusinya telah mengajukan proposal renovasi kepada pemerintah. Jika permohonan itu disetujui, Bareskrim pun telah berencana meminjam bekas kantor Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta di kawasan Jatibaru, Jakarta Pusat.
Ia pun tak mau ambil pikir soal kemungkinan disetujuinya proposal tersebut. "Yang penting saya sudah mengajukan. Nggak harus lapor ketika sudah ada kecelakaan. Lebih baik kami ajukan dulu, nanti dari pemerintah ada tim penilai, gedung ini masih laik atau tidak," ucapnya.
Bangun Gedung 17 LantaiBareskrim ternyata telah mengajukan proposal renovasi pembangunan gedung baru ke pemerintah. Over capacity dan keretakan di beberapa bagian gedung menjadi alasannya.
Budi Waseso menuturkan, pihaknya berencana membangun gedung baru setinggi 17 lantai. Tak mau muluk-muluk soal fasilitas, ia berkata hanya ingin gedung yang laik.
"Itu rencana yang kami ajukan. Kami ingin Bareskrim ini terpusat dalam satu gedung sehingga mudah berkoordinasi," ujar Budi di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (29/5).
Menurutnya, permohonan pembangunan gedung baru itu tidak akan memberatkan keuangan pemerintah. Apalagi, katanya, proposal tersebut menganggarkan biaya yang tak jauh berbeda dengan pembangunan gedung perkantoran lainnya.
Jika pemerintah memberikan restu, gedung baru itu nantinya akan menampung seluruh direktorat di bawah Bareskrim, seperti pidana umum, pidana korupsi, narkoba, termasuk laboratorium forensik. "Nanti semua ada di sana sehingga mudah pengawasannya," kata Budi.
Terkait rencana pindah kantor ini mulai diketahui publik tatkala Budi pada bulan Mei ini beberapa kali bertandang ke Balai Kota Jakarta, untuk bertemu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. "Jumlah personel dengan kapasitas gedung sudah lebih tiga kali lipat. Jadi harus segera dibangun, dibesarkan. Gedung ini sudah terlalu lama dan tidak layak pakai," kata Budi usai bertemu Basuki, dua pekan lalu.
(pit)