Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa dirinya tidak pernah memberi izin terhadap penyelenggaraan Pesta Rakyat Jakarta (PRJ) 2015 di kawasan Parkir Timur Senayan, yang berlangsung sejak Sabtu pekan lalu hingga Jumat mendatang.
Menurut Djarot, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya memberikan dukungan penuh terhadap adanya PRJ 2015 di Senayan pada tahun ini. Penyelenggaraan PRJ 2015 di Senayan pun dikatakan Djarot tidak memerlukan izin karena acaranya berasal dari usulan masyarakat, serta tidak ada biaya bagi para pengunjung yang datang ke sana.
(Baca juga: Ahok Tegur Djarot Soal Izin PRJ Tahun Ini)"Masyarakat datang ke tempat kami menyampaikan usulan, niatan untuk membuat Pesta Rakyat Jakarta sebagai kelanjutan di Monas. Sudah rapat, dan it’s oke karena dia (menyelenggarakan acara) non (dana) APBD," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (1/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Wali Kota Blitar itu juga mengatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama seharusnya telah mengetahui adanya PRJ 2015 di Senayan sejak usul penyelenggaraan acara tersebut diterima oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Jelas (Ahok mengetahui penyelenggaraan PRJ Senayan 2015) karena tembusannya pasti ke Pak Gubernur, dan itu menggunakan lahan Sekretariat Negara. Senayan itu wilayah Sekretariat Negara, mungkin dia sewa di Setneg. Makanya, kami memberikan dukungan penuh, bukan memberi izin," kata Djarot.
(Baca juga: Siap Didemo, Ahok: Paling Tambah Dosis Obat Pusing)
Sebelumnya, dikabarkan Djarot telah mengeluarkan izin untuk penyelenggaraan PRJ di kawasan Parkir Timur Senayan. Walaupun pengunjung yang datang dapat masuk ke area acara secara gratis, namun antusias warga yang hadir ke PRJ di Senayan dilaporkan tidak begitu besar.
Selain antusiasme pengunjung yang tidak besar, para pedagang yang berada di PRJ Senayan 2015 juga diketahui telah mengeluh karena mengalami kerugian sejak berjualan pada Sabtu lalu. Tarikan uang sebesar Rp 2 juta kepada setiap peserta, dan tidak dipenuhinya kebutuhan listrik serta air bersih yang mencukupi, menjadi alasan munculnya kerugian bagi para pedagang di sana.
(sip)