Siap Didemo, Ahok: Paling Tambah Dosis Obat Pusing

Panji Joko Sasongko | CNN Indonesia
Senin, 01 Jun 2015 08:50 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku sudah biasa didemo. Ahok -panggilan akrabnya- mengaku paling hanya menambah dosis obat pusingnya.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, ketika melakukan inspeksi pembangunan tanggul di bantaran Kali Sunter, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (12/2). (CNNIndonesia/Lalu Rahadian)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sudah menegaskan jika dirinya enggan ambil pusing beragam aksi penolakan dari beberapa unsur masyarakat ibu kota. Menurutnya, aksi beberapa unsur masyarakat terlebih dari Gerakan Masyarakat Jakarta yang sudah biasa memprotesnya tak banyak menyita perhatiannya.

"Paling besok minum obat (pusing) ditambah aja dosisnya," ujar Ahok di lapangan Museum Fatahillah, Jakarta, kemarin malam. Oleh karena itu saat dikonfirmasi para jurnalis, Ahok enggan berkomentar soal agenda demo yang akan dilakukan oleh massa GMJ. 

Berdasarkan rilis yang diterima oleh CNN Indonesia, Gerakan Masyarakat Jakarta mengklaim bakal memboyong 40 ribu orang dari berbagai organisasi masyarakat di wilayah Jakarta untuk menolak Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai pemimpin ibu kota. Puluhan ribu orang itu di antaranya adalah massa yang berasal dari FPI, FUI GOIB, FBR, FBB, BARA API, Progres 98, REKAN IKBT dan PERMATA FORKABI. (Baca juga: Ahok 'Cuek' Terhadap Aksi Demo GMJ Hari Ini)

Menurut Amir, perwakilan massa yang akan berunjuk rasa besok, aksi ini dilakukan karena Ahok tidak bisa menjaga lisannya. "Sederhana, kalau bisa tolong Ahok menjaga komunikasi," ujarnya kepada CNN Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia memberi contoh, pernyataan Ahok yang menyebut akan membuka lokalisasi legal di Jakarta telah membuat resah masyarakat. Meski akhirnya pernyataan tersebut dicabut kembali oleh Ahok, Amir mengatakan, dampak negatifnya sudah terlanjur tersampaikan ke masyarakat. 

Menanggapi besaran jumlah massa aksi yang akan mendemonya, Ahok menjawab kembali dengan berkelakar. "Besar-besaran sudah bosan aku," ujarnya.

Massa GMJ bukan kali ini saja mengancam melakukan demo besar-besaran menolak Ahok. Massa GMJ yang terdiri dari FPI, FUI GOIB, FBR, FBB, BARA API, Progres 98, REKAN IKBT dan PERMATA FORKABI juga pernah melakukan demo kepada Ahok. Demo itu dilakukan di depan DPRD DKI Jakarta pada akhir Februari lalu.

Mereka melakukan demo pada saat pengumuman hasil hak angket DPRD DKI terkait dugaan pelanggaran etika yang dilakukan oleh Ahok. Saat itu, massa GMJ juga menyampaikan tuntutan serupa, yakni menolak Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Yang terakhir adalah Selasa pekan lalu saat ratusan warga bantaran Kali Ciliwung melakukan demonstrasi di depan rumah Ahok di Pantai Mutiara, Jakarta Utara. Mereka menolak rencana penggusuran atas rumah mereka yang berada di bantaran kali. Pemprov DKI berencana menggusur warga bantaran Kali Ciliwung, terutama Pinangsia, Jakarta Barat dan Penjaringan, Jakarta Utara.

Penggusuran itu dilakukan karena Ahok ingin menyelamatkan Jakarta dari banjir dan macet. Meski melakukan penggusuran, Ahok telah menawarkan solusi, yakni menyediakan bagi mereka yang digusur rusunawa. (Baca juga: Ahok Tak Gentar Hadapi Penolakan Relokasi Warga)

Warga mengaku terpaksa menggelar aksi pada malam hari di depan rumah pribadi Ahok karena 2 unit alat berat telah tiba di area yang hendak digusur. Para warga ini panik lantaran kediaman mereka akan segera diratakan.

Ahok paginya menyatakan, dirinya tidak takut rumahnya diserbu warga. Saat rumahnya diserbu, Ahok mengaku santai saja malah dia tinggal tidur. Ahok menyebutnya, apa yang terjadi pada dirinya sekarang, disebutnya sebagai sebuah risiko yang harus diambil oleh pembuat kebijakan. (Baca juga: Wagub Djarot Sebut Penyerbuan Rumah Ahok Cara-Cara Liar)

Selebaran Tolak Ahok

Berdasarkan keterangan yang didapatkan oleh CNN Indonesia, pada Jumat (29/5) kemarin, ada selebaran yang dibagikan di sebuah masjid di kawasan Tanah Abang. Selebaran itu menamakan dirinya Gerakan Masyarakat Jakarta. Dalam selebaran itu, mereka menyatakan, dalam rangka memperingari lahirnya Pancasila 1 Juni 2015, mereka mengajak para tokoh dan masyarakat Jakarta bersatu menolak Ahok.

Dalam selebaran itu, Gerakan Masyarakat Jakarta menyebutkan lima hal yang membuat Ahok layak ditolak sebagai gubernur DKI Jakarta. Pertama, mereka menyebut Ahok arogan atau preman, lalu Ahok disebut tidak layak jadi pemimpin. Ketiga, mereka menyebut Ahok sering menyakiti mayoritas dan keempat mereka menyebut Ahok tidak tahu kearifan loka. Terakhir, mereka menyebut Ahok tidak Pancasialis.

Unjuk rasa itu rencananya akan digelar di DPRD DKI Jakarta besok siang. Titik kumpul massa adalah di Bundaran Hotel Indonesia untuk kemudian berjalan menuju Gedung DPRD DKI
(hel)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER