Menanggapi besaran jumlah massa aksi yang akan mendemonya, Ahok menjawab kembali dengan berkelakar. "Besar-besaran sudah bosan aku," ujarnya.
Massa GMJ bukan kali ini saja mengancam melakukan demo besar-besaran menolak Ahok. Massa GMJ yang terdiri dari FPI, FUI GOIB, FBR, FBB, BARA API, Progres 98, REKAN IKBT dan PERMATA FORKABI juga pernah melakukan demo kepada Ahok. Demo itu dilakukan di depan DPRD DKI Jakarta pada akhir Februari lalu.
Mereka melakukan demo pada saat pengumuman hasil hak angket DPRD DKI terkait dugaan pelanggaran etika yang dilakukan oleh Ahok. Saat itu, massa GMJ juga menyampaikan tuntutan serupa, yakni menolak Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Yang terakhir adalah Selasa pekan lalu saat ratusan warga bantaran Kali Ciliwung melakukan demonstrasi di depan rumah Ahok di Pantai Mutiara, Jakarta Utara. Mereka menolak rencana penggusuran atas rumah mereka yang berada di bantaran kali. Pemprov DKI berencana menggusur warga bantaran Kali Ciliwung, terutama Pinangsia, Jakarta Barat dan Penjaringan, Jakarta Utara.
Penggusuran itu dilakukan karena Ahok ingin menyelamatkan Jakarta dari banjir dan macet. Meski melakukan penggusuran, Ahok telah menawarkan solusi, yakni menyediakan bagi mereka yang digusur rusunawa.
(Baca juga: Ahok Tak Gentar Hadapi Penolakan Relokasi Warga)Warga mengaku terpaksa menggelar aksi pada malam hari di depan rumah pribadi Ahok karena 2 unit alat berat telah tiba di area yang hendak digusur. Para warga ini panik lantaran kediaman mereka akan segera diratakan.
Ahok paginya menyatakan, dirinya tidak takut rumahnya diserbu warga. Saat rumahnya diserbu, Ahok mengaku santai saja malah dia tinggal tidur. Ahok menyebutnya, apa yang terjadi pada dirinya sekarang, disebutnya sebagai sebuah risiko yang harus diambil oleh pembuat kebijakan.
(Baca juga: Wagub Djarot Sebut Penyerbuan Rumah Ahok Cara-Cara Liar)Selebaran Tolak AhokBerdasarkan keterangan yang didapatkan oleh CNN Indonesia, pada Jumat (29/5) kemarin, ada selebaran yang dibagikan di sebuah masjid di kawasan Tanah Abang. Selebaran itu menamakan dirinya Gerakan Masyarakat Jakarta. Dalam selebaran itu, mereka menyatakan, dalam rangka memperingari lahirnya Pancasila 1 Juni 2015, mereka mengajak para tokoh dan masyarakat Jakarta bersatu menolak Ahok.
Dalam selebaran itu, Gerakan Masyarakat Jakarta menyebutkan lima hal yang membuat Ahok layak ditolak sebagai gubernur DKI Jakarta. Pertama, mereka menyebut Ahok arogan atau preman, lalu Ahok disebut tidak layak jadi pemimpin. Ketiga, mereka menyebut Ahok sering menyakiti mayoritas dan keempat mereka menyebut Ahok tidak tahu kearifan loka. Terakhir, mereka menyebut Ahok tidak Pancasialis.
Unjuk rasa itu rencananya akan digelar di DPRD DKI Jakarta besok siang. Titik kumpul massa adalah di Bundaran Hotel Indonesia untuk kemudian berjalan menuju Gedung DPRD DKI